RADARSEMARANG.COM, Batang – Perkembangan paham radikalisme dan terorisme di Batang mengalami pasang surut. Beberapa titik yang tidak disebutkan dideteksi menjadi area penyebaran. Meski begitu, kondusifitas wilayah masih tetap terjaga. Masyarakat diminta harus mewaspadai penyebaran radikalisme terutama di media sosial.
Kepala Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri Irjen Marthinus Hukom menyebutkan, radikalisasi itu banyak menyebar melalui media sosial. Sehingga mereka tidak terhubung dengan kelompok besar di Indonesia. Namun terhubung dengan luar negeri, bahkan Suriah.
“Ini fenomena radikalisme di Batang. Tapi saya yakin dengan kepemimpinan Bupati Batang Wihaji pasti bisa selesai,” kata Irjen Marthinus Hukom usai menghadiri pendalaman wawasan kebangsaaan dan pembaretan ormas Patriot Garuda Nusantara (PGN) Markas Komando Batang.
Ia menambahkan, untuk menetralisir paham radikalisme dilakukan melalui pendekatan tanpa kekerasan. Para pemegang paham radikal itu diposisikan sebagai pelaku dan korban. Karenanya, deradikalisasi dilakukan agar mereka bebas dari paham radikal. Deradikalisasi dilakukan terhadap tersangka, terpidana dan mantan terpidana. “Kita melakukan pendekatan, merangkul semua pelaku terorisme dengan merubah mindsetnya dengan membangun kesadaran,” ujarnya.
Bupati Batang Wihaji mengapresiasi kegiatan tersebut. Ormas yang dipimpin oleh Gus Nuril itu diharapkan bisa ikut andil mendeteksi penyebaran radikalisme di Kabupaten Batang. “PGN merupakan entitas yang menjaga NKRI maka saya support. Prinsipnya menekankan kembali pentingnya Pancasila, Bhineka Tunggal Ika dan UUD 1945,” ujarnya.
Ketua PGN Makoda Batang, Umar Abdul Jabar mengatakan, ormas yang dibentuk dua tahun lalu ini punya tim khusus. Mereka berpatroli di dunia maya untuk menangkal berita hoax dan paham radikal. “Sudah disiapkan 100 orang untuk penangkalan radikalisme,” tambahnya,” tambahnya. (yan/fth)