RADARSEMARANG.COM, Batang – Pemkab Batang jalin kerja sama dengan Holding PTPN, PT Sinergi Gula Nusantara, dan PTPN IX dalam membangun klaster perkebunan tebu. Hal itu dilakukan untuk mendukung swasembada gula pada tahun 2025.
“Boleh kita memiliki mimpi swasembada gula, tapi petaninya harus sejahtera. Sekarang petani tebu tidak sejahtera. Karenanya produksinya jadi rendah,” ujar Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara (PTPN) III Mohammad Abdul Ghani.
Pihaknya akan memperkuat industri gula dengan berkolaborasi bersama pemerintah dan masyarakat. Ia menjelaskan, 90 tahun lalu produksi gula Indonesia mencapai tiga juta ton. Menurutnya, dulu dua juta ton produksi gula diekspor ke negara lain, sekarang malah kebalikannya. Sekarang dua per tiga produk gula di Indonesia adalah impor. Padalah luasan lahan tebu sekarang dua kali lipat, namun produksinya tidak sampai tiga juta ton.
“Sebelum kemerdekaan, dulu pabrik gula di Karesidenan Pekalongan itu ada 19. Sekarang hanya ada satu, itu pun hidup segan mati tak mau. Kami akan perbaiki semua, tapi tidak 19. Supaya daerah di Pantura ini menjadi bagian dari swasembada gula,” tegasnya.
Bupati Batang Wihaji mendukung penuh upaya tersebut. Masyarakat yang selama ini kurang diuntungkan dengan bertani tebu, bisa berbalik. Mereka akan diperjuangkan kesejahteraan dan peningkatan produktivitasnya.
“Intinya masyarakat bisa mendapatkan manfaat lebih banyak ketika menanam tebu. Karena itu masyarakat butuh diyakinkan. Beliau secara teknis akan koordinasi dengan pemerintah desa maupun daerah, hingga pengusaha-pengusaha tebu,” ucapnya.
Saat ini Kabupaten Batang hanya memiliki lahan sekitar 800 hektare. Jauh berkurang dari semula 2.000 hektare. Mayoritas lahan itu ada di Kecamatan Gringsing. Ke depan, pihaknya akan memulai dengan pembangunan demplot di enam kecamatan pada bulan ini. Masing-masing kecamatan bakal disiapkan lahan 10 hektare. (yan/zal)