RADARSEMARANG.COM, Batang – Dinas Komunikasi dan Komunikasi (Diskominfo) Kabupaten Batang mendeteksi ada 2.422 percobaan serangan siber dalam setahun. Bahkan sempat ada dua kali peretasan. Kejahatan siber itu terus mengancam sistem data dan informasi Pemerintah Kabupaten Batang.
“Ada sekitar 125 sistem aktif yang digunakan untuk pelayanan publik dengan indek penilaiannya 3,4. Artinya sistem kita masuk dalam kategori baik,” ujar Kepala Diskominfo Batang, Triossy Juniarto saat peluncuran Computer Security Incident Response Team (CSIRT) Kabupaten Batang, Rabu (23/2).
Ia menambahkan, Pemerintah Kabupaten Batang pada 2018 menjadi dua terbaik dengan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) se-Indonesia.
Sementara itu, Bupati Batang Wihaji mengatakan, Kabupaten Batang menjadi pilot project CSIRT kabupaten kota di Jawa Tengah. Karenanya, perlu perlindungan ekstra dari kejahatan siber oleh peretas.
“Intinya jangan sampai SPBE kita ada masalah yang dilakukan hacker. Karena akan mengganggu pelayanan masyarakat,” ungkapnya.
Sementara itu, Direktur Keamanan Siber dan Sandi Pemda Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hasto Prastowo menjelaskan, BSSN tengah berupaya menguatkan ketahanan siber dengan membentuk ekosistem penanganan. Hal itu dilakukan melalui CSIRT. “Tim ini akan mengambil alih dan menyelesaikan masalah siber apabila terjadi incident,” katanya.
Ia pun menyebutkan, masalah siber terjadi cepat sekali dan harus segera diatasi. Kalau tidak, bakal cepat menyebar dan menggangu pelayanan data infornasi milik instansi. “Jadi harus ada tim yang memang bertanggung jawab untuk berkolaborasi. Jadi kalau ada masalah tim CSIRT bisa menelpon BSSN, Jateng Prov CSIRT untuk bersama menyelesaikan masalah,” imbuhnya.
Program CSIRT BSSN saat ini ada 121 di kabupaten atau kota, kementerian dan lembaga di Indonesia. Di Jawa Tengah baru ada empat pemerintah daerah yang dibentuk CSIRT. (yan/zal)
