RADARSEMARANG.COM, Batang – Aktifitas pembelajaran di SDN Wonosegoro 2, Kecamatan Bandar bakal mengungsi hingga satu tahun. Mereka menumpang di Madin Miftahul Ulum Wonosegoro sejak September 2021. Sebab, proyek rehabilitasi sekolah gagal, menyisakan bangunan tanpa atap.
“Anak-anak jenuh, pagi dan sore belajar di Madin tidak pakai alas. Hanya pakai dompar. Kami sekarang bersiap meminjam Madin sampai satu tahun. Mau bagaimana lagi,” ujar Kepala SDN Wonosegoro 2, Dwi Suharto saat ditemui di halaman Madin, Kamis (10/2).
Ia menambahkan, bakal mengungsi hingga kembali mendapatkan rehabilitasi. Rencananya diusahakan pada anggaran perubahan 2022. Pihaknya masih merasa beruntung ada Madin yang bisa dipinjam gedungnya. “Jika meminjam rumah warga tentu semakin susah. Walaupun sampai saat ini belum ada bantuan untuk alas belajar,” ujarnya.
Kondisi bangunan SDN Wonosegoro 2 semakin rusak. Dinding-dinding banyak berlumut hingga lantai mengelupas terkena panas dan hujan. Sejak masa kontrak pengerjaan reguler berakhir 17 Desember 2021, tidak ada pengerjaan dari kontraktor selama masa tambahan waktu. Masa perpanjangan habis per tanggal 5 Februari 2022.
“Jumat (14/1) kontraktor mendatangkan empat kuli dari luar kota ke sekolah. Satu minggu mereka di sana tidak ada pengerjaan apapun. Bahkan mereka masih meninggalkan hutang di warung depan sekolah untuk makan satu minggu,” tambahnya.
Proyek rehabilitasi sekolah dikerjakan CV Amelia Rahman dari Cimahi, Jawa Barat. Sama seperti empat sekolah lain yang juga terlambat dan tidak selesai pengerjaannya. Pengerjaan SDN Wonosegoro 2 sendiri diperkirakan hanya mencapai 30-an persen. Sementara sekolah lain persentasenya lebih tinggi karena sudah berhasil dibangun atapnya.
Dwi janggal sejak awal pengerjaan rehabilitasi. Kontraktor telat memulai pengerjaan beberapa hari. Material yang didatangkan juga dalam jumlah sedikit. Seperti pasir yang sampai sekarang tergeletak di depan pagar sekolahan. Jumlahnya hanya sekitar satu bak mobil pick up.
“Saya sudah meminta agar pembongkaran dilakukan bertahap, tidak berbarengan. Tapi pekerjanya menolak dan beralasan haru membongkar seluruh atap disana,” akunya. (yan/fth)