RADARSEMARANG.COM, Batang – Pemkab Batang akan memprioritaskan anggaran pembangunan SDN Wonosegoro 2, Kecamatan Bandar. Hal itu dilakukan untuk menyelamatkan bangunan yang tidak memiliki atap. Ada 10 ruangan kini dalam keadaan terbuka.
Bangunan gagal rehab itu meliputi ruang kelas, kantin, hingga kantor. Kecuali perpustakaan. “Untuk penyelesaian, sekolah-sekolah yang belum teratasi menjadi prioritas kami. Seperti yang di Wonosegoro. Kami akan meminta untuk diberi alokasi dalam rangka penyelamatan bangunan. Supaya bisa merampungkan konstruksi atap lebih cepat,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Batang Achmad Taufiq melalui Kepala Bidang SD, Yuliyanto.
Yulianto menambahkan, alokasi untuk pembelian baja ringan sebagai rangka atap, kusen, dan pemasangan genteng. Pihaknya mengkhawatirkan kondisi bangunan akan rusak jika tidak segera ditangani. Pembiayaan pun bisa semakin besar bila bangunan tidak terselamatkan. Mengingat saat ini sudah memasuki musim penghujan.
“Khusus SDN Wonosegoro 2 akan kami usulkan di perubahan anggaran untuk pemasangan atap. Hanya membutuhkan baja ringan untuk rangka atap, karena genting yang lama masih bisa digunakan,” ujarnya.
Sementara itu, nasib siswa SDN Wonosegoro 2 harus lebih lama belajar lesehan. Kegiatan belajar mengajar siswa diungsikan ke Madin Miftahul Ulum Wonosegoro sejak sekolah dibongkar. Lebih dari empat bulan yang lalu.
SDN Wonosegoro 2 merupakan salah satu korban dari lima SD yang direhab lainnya. Proyek rehabilitasi sekolah itu dikerjakan oleh satu perusahaan, CV Amelia Rahman dari Cimahi, Jawa Barat. Pengerjaan keseluruhannya dipastikan tidak mencapai 100 persen.
Ratusan siswa kini belum bisa kembali ke kelasnya semula. Ruang kelas belum bisa ditempati dan masih menunggu hasil opname pengerjaan proyek. “Tahun selanjutnya, alokasi kami rencanakan untuk penyelesaian rehab yang kemarin tertunda karena penyedia yang tidak melakukan pengerjaan sesuai kontrak,” tandasnya. (yan/fth)