RADARSEMARANG.COM, Batang – Pemkab Batang bersiap mengantisipasi dampak pembangunan tanggul laut sepanjang 7,2 kilometer di pesisir Pekalongan. Proyek tersebut dikhawatirkan bisa meningkatkan permukaan laut di pesisir batang. Bahkan bisa memperparah abrasi.
Sebagai upaya meminimalisir abrasi, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Batang akan melakukan percepatan penanaman mangrove dan konservasi kawasan pesisir. Hal itu sesuai petunjuk dari Dinas Keluatan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jawa Tengah.
“Kenapa kita lakukan percepatan, karena Pemkot Pekalongan tahun ini mulai membangun bendung laut. Jadi kita bukan mengkhawatirkannya. Tapi hanya antisipasi saja, supaya nanti tidak ada limpahan air ke Batang. Kalau kita tidak persiapan nanti abrasi kita tidak terkontrol,” terang Kepala DLH Kabupaten Batang Handy Hakim.
Ia menjelaskan, Kabupaten Batang memiliki 70 kilometer garis pantai. Pihaknya memperkirakan 30 kilometer di antaranya perlu penanganan khusus, karena dampak abrasi. Ada lima titik, yaitu di Pantai Sicepit Kecamatan Batang, Pantai Roban Timur di Kecamatan Kecamatan Subah, pesisir Kecamatan Tulis, Pantai Celong di Banyuputih, dan pantai Jodo Kecamatan Gringsing
“Dari 70 kilomter garis pantai, 30 kilometer akan menjadi sasaran penanaman mangrove. Dalam menanam mangrove kita akan bekerja sama dengan LSM dan pemerhati lingkungan,” kata Handy.
Pesisir pantai di Kabupaten Batang hingga saat ini diperkirakan sudah kehilangan hampir 100 meter bibir pantai. Lahan di pesisir tersebut bahkan banyak yang bersertifikat atas nama warga. Butuh sekitar 20 ribu bibit mangrove untuk membendung abrasi di sepanjang 30 kilometer.
“Kebutuhan bibit mangrove dari asumsi jarak penanaman satu meter. Sesuai perhitungan dibutuhkan 20 ribu bibit lagi,” tandasnya. (yan/zal)