RADARSEMARANG.COM – Pemuda Kelurahan Karangasem Utara, Kecamatan Batang, kini punya kesibukan sendiri. Mereka membuat kerajinan dari limbah galangan kapal menjadi kapal miniatur bermesin. Kapal berukuran kecil itu dijalankan menggunakan remote kontrol dan bernilai jutaan rupiah.
Saat toko-toko lain telah menghentikan aktivitas jual beli, toko bahan bangunan dan besi di Dukuh Pekuncen, Kelurahan Karangasem Utara, Kecamatan Batang malah banyak didatangi pemuda. Saat itu, waktu menunjukkan pukul 16.30. Para pemuda itu memarkirkan kapal-kapal berukuran mini di halaman toko. Kapal itu bikinan mereka sendiri.
Beberapa kapal terlihat masih berupa kerangka. Mereka sedang merakitnya agar serupa dengan kapal betulan, namun berukuran kecil. Kapal-kapal itu dibuat dari potongan limbah kayu. Fahrudin Hakim dan rekan-rekannya terfokus menempelkan lempengan kayu di bagian lambung kapal.
“Dulu kami iseng bikin kapal miniatur, sampai sekarang malah menjadi hobi. Kami juga bikin komunitas, namanya RC Batang,” ucapnya.
Sesuai nama komunitasnya, kapal-kapal itu bisa berjalan di atas air layaknya kapal betulan. Ada mesin penggerak yang terhubung dengan remote kontrol.
Fahrudin menjelaskan, hobi itu didasari profesi masyarakat setempat yang bekerja sebagai nelayan. Kelurahan Karangasem Utara juga berada di pesisir pantai utara Kabupaten Batang.
Kapal-kapal besar menjadi pemandangan lazim bagi warga di sana. Kapal itu bersandar di muara sungai Sambong. “Sudah dua tahunan ini kami membuat kerajinan miniatur kapal remote control. Karena suka dengan kapal, akhirnya kami mencoba membuat kerajinan miniatur kapal pakai remote kontrol, belajar bareng,” terangnya.
Pembuatan miniatur itu menggunakan bahan limbah kapal sungguhan. Berupa kayu jati, kayu merbau, tripleks, hingga fiber. Proses pengerjaannya butuh waktu satu hingga dua bulan. Tergantung detail kapal yang diinginkan. Lengkap dengan aksesoris seperti aslinya. Seperti jaring cakalang, jaring untuk tuna, dan lain sebagainya.
Pengerjaan miniatur kapal itu tidak asal-asalan, detail benar-benar diperhatikan. Mulai dari aksesoris hingga pengecatannya. Fahrudin menyebutkan, berbagai jenis kapal bisa dikerjakan. Terutama kapal khas dari Kabupaten Batang, yaitu kapal cantrang. Selain itu, mereka bisa mengerjakan kapal jenis wedung, tarik, penampung, dan banyak jenis lainnya.
“Tenaga dari kapal berasal dari aki, disambungkan ke mesin penggerak. Ada juga yang menggunakan mesin pemotong rumput untuk menggerakkan kapalnya,” kata Fahrudin.
Fahrudin sendiri merupakan bendahara komunitas RC Batang. Hasil karya pemuda Karangasem Utara itu dipasarkan melalui Facebook. Harganya mulai Rp 3 juta hingga Rp 7 juta. Penjualannya sudah sampai ke berbagai daerah, seperti Rembang, Pati, Brebes, Kalimantan, hingga Aceh. “Berbagai ukuran sudah kami buat, mulai yang memiliki lebar 20 sentimeter sampai paling besar 2 meter,” bebernya.
Satu unit kapal yang telah selesai dirakit coba digeber Fahrudin di daratan. Ia menyalakan mesinnya menggunakan remote kontrol. Suara nyaring mesin kapal miniatur pun menggema. Hal itu menandakan kekuatan kapal saat dijalankan di air nantinya.
Komunitas RC Batang biasa kumpul tiap Jumat dan Minggu sore. Mereka beradu pacu di tepian pantai hingga lautan lepas. Agenda itu rutin dilakukan di sela kesibukan mereka bekerja sebagai nelayan maupun di galangan kapal. “Hari Jumat agendanya di Pantai Perahu Sigandu, kalau Minggu kami main di lautan lepas Pantai Sigandu,” tandasnya. (yan/aro)