RADARSEMARANG.COM, Batang – Sepuluh Kepala Keluarga (KK) warga Dukuh Rejosari, Desa Pranten, Kecamatan Bawang, enggan direlokasi. Padahal, tempat tinggal mereka terancam terdampak perluasan area kawah Gunung Sipandu. Hingga saat ini Pemkab Batang terus menyosialisasikan kondisi tersebut kepada warga terdampak.
“Tiap tahun ada pelebaran kawah. Sedangkan jarak rumah 10 KK itu termasuk dekat dengan kawah. Sehingga perlu direlokasi ke tempat yang lebih aman,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Batang, Minggu (12/12).
Ia mengatakan, pemerintah sudah menyiapkan tanah bengkok desa sebagai tempat relokasi. Jaraknya sekitar 100 meter dari tempat semula. Ulul bahkan sudah mendapatkan dana pembangunan rumah dari pemerintah pusat. Anggaran tiap unitnya mencapai puluhan juta rupiah.
Rencananya, proses pemberian dan pembangunan rumah relokasi itu disertai tukar guling lahan warga. Namun, rencana itu ditolak warga terdampak aktivitas kawah tersebut. “Kalau tidak ada tukar guling ya tidak bisa. Lahan bengkok harus ada penggantinya,” jelasnya.
Karena gagal membujuk warga terdampak, Ulul mengatakan, anggaran yang ada sudah dikembalikan. Diserahkan kembali ke pemerintah pusat, sebab tidak bisa digunakan. Ia berharap warga di sana berubah pikiran. Sebab, perluasan area kawah Gunung Sipandu masih berlangsung. (yan/zal)