RADARSEMARANG.COM, Batang – Warga Celong, Desa Kedawung, Kecamatan Banyuputih mendesak PT KAI segera mengeluarkan izin pembuatan terowongan air.
Pembangunan saluran yang berada di bawah rel kereta itu dianggap sangat urgen. Sebagai akses utama air dari Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang menuju laut di Dukuh Mangunsari.
“Di bawah rel kereta itu harus dijebol biar tidak banjir lagi. Selama ini, tidak ada jalurnya, sehingga air mengalir jadi satu lewat jalan ini (under pass di bawah rel kereta, Red),” ujar Kuszaeni, 52, warga Kampung Celong usai mendapat bantuan sembako dari PT KIT Batang, Selasa (12/10/2021).
Warga lain, Irfan, 32, mengaku sudah kesekian kalinya terdampak banjir. Banjir lumpur pada Selasa (28/9/2021) dini hari merupakan yang terparah. Ia dan keluarga tidak tidur karena harus menyelamatkan diri di atas meja. Limpasan banjir bercampur lumpur saat itu tingginya sekitar satu meter. Berbagi alat elektronik pun ikut rusak terendam banjir.
“Alhamdulillah dapat bantuan dari KIT Batang. Sudah delapan kali banjir, penginnya emosi. Kuncinya terowongan air itu, tidak di bangun-bangun. Katanya belum dapat izin dari PT KAI,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Desa Kedawung, Amat Subekhi menjelaskan, untuk mengatasi banjir sendiri pihak PT KITB sudah membuat kolam retensi.
Namun, jalur pembuangan air menuju laut tidak ada. Terkendala keberadaan rel kereta. Karenanya, air tetap meluap dan menerjang perkampungan yang berada di tepi laut.
“Warga sangat berharap pihak KAI bisa memberikan izin pembuatan terowongan di bawah jalur kereta api, sehingga banjir bisa tertangani,” harap Subekhi.
Satu-satunya jalur air menuju laut di sana berada di sebelah jalan underpass. Diameternya hanya 80 sentimeter, tidak mampu menampung debit air tinggi.
Sehingga air memenuhi underpass yang hanya memiliki ketinggian sekitar 2,5 meter dan lebar 5 meter.
“Sebentar lagi musim hujan, karena itu kami sangat berharap PT KAI segera menyetujui pembuatan jalur air di bawah rel kereta. Sedangkan PT KITB sendiri sudah membuat jalur pembuangan di sisi utara rel, sehingga saat izin turun, maka tinggal menyambungkan saja,” jelasnya.
PT KIT Batang atau Grand Batang City sendiri memberikan bantuan senilai Rp 282 juta kepada warga Celong yang terdampak banjir. Bantuan diterimakan langsung pada warga. Sebanyak 78 KK mendapat uang pengganti. Nominalnya disesuaikan dengan tingkat kerusakan yang dialami, ditentukan oleh juru taksir. Kemudian 240 KK mendapat bantuan sembako.
“Terkait antisipasi banjir pihak manajemen Grand Batang City berkomitmen untuk mempercepat perizinan box culvert dan memaksimalkan kinerja kolan retensi serta mesin pompa yang standby di wilayah Celong,” ujar Dodik Ristiawan, direktur HCM & Finance Grand Batang City. (yan/zal)