RADARSEMARANG.COM, Batang – Tahun depan, anggaran program bedah rumah naik 150 persen. Sebelumnya, anggaran yang masuk program rehab rumah tidak layak huni (RTLH) mencapai Rp 12 juta per rumah. Ke depan tiap rumah bakal mendapatkan sekitar Rp 30 juta.
“Kami bersinergi dengan program dari pusat. Kami berfikir untuk menaikkan nilainya. Saya sudah tanda tangan komitmen, ada program dari pusat yang nilainya lumayan. Tambahan dari kita juga lumayan,” ujar Bupati Batang Wihaji saat meninjau rumah tak layak huni di Desa Kebumen, Kecamatan Tersono, Rabu (1/9/2021).
Wihaji bersama Forkopimda mengunjungi rumah Mistini, 54, dalam rangka program tilik warga. Buruh emping itu tinggal di rumah kayu berukuran 4×5 meter. Rumah itu sebelumnya pernah mendapatkan bantuan renovasi. Kondisinya saat itu sangat memperhatikan. Rumahnya nyaris ambruk. Tiang bambu banyak digunakan untuk menyangga atap.
“Mistini kami masukkan dalam program RTLH, nilainya Rp 12 juta juga bantuan uang tunai Rp 1 juta. Nanti pengerjaan dilakukan dengan bergotong-royong,” terangnya.
Wihaji menyebutkan, angka kemiskinan di Kabupaten Batang meningkat. Terakhir angka kemiskinan mencapai 8,6 persen. Sekarang naik di angka 9 persen. Menurutnya, penyebab naiknya angka kemiskinan sama dengan daerah lain. Yaitu karena pandemi Covid. Sangat mempengaruhi perkembangan ekonomi.
Tahun ini perbaikan RTLH warga kurang mampu terkena refocusing anggaran. Sebelumnya anggaran yang dikeluarkan mencapai Rp 10 miliar, sementara tahun ini hanya Rp 3,5 miliar. Hal itu karena kondisi keuangan daerah.
Tahun depan warga kurang mampu bisa merasakan program bedah rumah yang lebih layak. Pemerintah pusat bakal memberikan anggaran sebesar Rp 20 juta per rumah. Kemudian, Pemkab Batang akan memberikan tambahan sekitar Rp 12,5 juta. Sementara kuotanya untuk 50 sampai 100 rumah.
“Anggaran sejumlah itu sudah ketok moto omah. Jumlah RTLH di Batang masih banyak, sekitar 49 ribu. Step by step kami tangani,” ucapnya. (yan/zal)