RADARSEMARANG.COM, Batang – Dukuh Celong, Desa Kedawung, Kecamatan Banyuputih sudah tiga kali ini terendam banjir lumpur. Hal tersebut akibat dampak proses cut and fill di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang. Berbeda dengan sebelumnya, material lumpur yang dibawa kali ini lebih banyak.
Saat banjir surut, Sabtu (6/2/2021), lumpur mengendap dan menutup akses jalan. Ketinggiannya mencapai 40 sentimeter. Jalan terowongan under pass rel kereta api pun lumpuh. Jalan tersebut tidak bisa dilewati kendaraan karena kondisinya lebih rendah.
“Banjir lumpur sudah yang ketiga kali ini, yang pertama dan kedua hanya air. Tapi ketiga kali ini air membawa material lumpur,” kata Bupati Batang Wihaji saat meninjau lokasi banjir lumpur di Dukuh Celong Sabtu (6/2/2021).
Ia menjelaskan, bencana itu merupakan dampak dari dampak pembangunan KIT Batang. Korporat atau PT Pembangunam Perumahan (PP), menurutnya, harus bertanggungjawab. Mereka harus memastikan bahwa kejadian serupa tidak terulang kembali. “Saya minta korporat KIT B harus ada solusi jangka pendek supaya air dan lumpur tidak mengalir ke rumah warga. Untuk solusi jangka panjang, direncanakan membuat sodetan khusus jalan air dari KIT menuju laut,” ujarnya.
Pembersihan dilakukan sistem padat karya, warga yang dilibatkan diberi upah Rp 100 ribu. Selain itu, kepala desa dan camat diminta untuk berkomunikasi dengan Korporat KIT B. Ia juga meminta ganti rugi atas dampak yang dirasakan warganya.
Kepala Desa Kedawung Akhmad Subekhi menjelaskan, banjir menyebabkan aktivitas warga terhambat. Banjir juga merendam perabotan elektronik dan beberapa pintu rumah mengalami kerusakan. Kerugian yang dialami warga diperkirakan mencapai Rp 100 juta. “Perabotan elektronik yang rusak seperti televisi, kulkas, dan yang lainnya sudah kami data untuk meminta ganti rugi kepada pengembang pembangunan KIT Batang,” tuturnya. (yan/ton)
