RADARSEMARANG.COM, Kajen – Balita 1 tahun 3 bulan asal Desa Gondang, Kecamatan Subah tersiram air panas. Akibatnya ia mengalami luka bakar hingga 80 persen. Tubuh mungilnya harus menjalani pemulihan hingga kini usianya 19 bulan.
Namanya Oktaviantika, ia tercebur ke dalam panci berisi air mendidih pada Juni lalu. Saat bermain di dapur, ia luput dari pengawasan orang tuanya. Hingga musibah tersebut tak dapat dihindarkan. Oktaviantika harus menjalani penanganan medis sejak Juni.
Tiap bulan, orang tua balita itu harus merogoh kocek Rp 900 ribu untuk pengobatan dan penggantian perban. Biaya tersebut tidak tercover BPJS Kesehatan. Ibu sang balita, Kastini dengan suara lirih dan terbata-bata menceritakan insiden yang menimpa anaknya. “Waktu itu saya merebus air, karena sudah mendidih, panci saya taruh di bawah. Saya tidak tahu kalau putri saya menghampiri dan masuk ke dalam panci,” jelas Kastini yang masih dirundung penyesalan.
Oktaviantika langsung di bawa ke Puskesmas Subah dan dirujuk ke RSUD Limpung. Karena tak mampu menangani luka bakar yang cukup parah, ia di bawa ke RSUP Karyadi Semarang.
Oktaviantika menjalani rawat inap selama dua minggu. Meski kini mulai pulih, tapi guratan luka masih membekas di sekujur tubuh. “Biaya perawatan hingga kontrol menggunakan BPJS kesehatan, namun untuk biaya perawatan di rumah dengan mendatangkan perawat untuk mengganti perban setiap bulan harus bayar sendiri,” imbuhnya.
Kastini sebagai ibu rumah tangga, sementara suaminya, Satyo merupakan buruh penyadap getah karet. Ekonomi pasangan tersebut pas-pasan. Luka bakar di dada, perut dan tubuh bagian belakang masih butuh perban dan perawatan. Kondisinya masih basah melepuh.
Atas laporan warga, Bupati Batang Wihaji menyempatkan diri menjenguk Oktaviantika. Ia memberikan santunan dan bantuan untuk perawatan selama dua bulan ke depan. Total uang yang diberikan Rp 6 juta. Sebanyak Rp 2 juta untuk pengobatan dan Rp 1 juta untuk membayar utang orang tua Oktaviantika. Selain itu, ia juga menyerahkan paket sembako. “Kita hadir di rumah Oktaviantika, karena butuh perhatian agar perawatannya tetap jalan dan cepat sembuh,” kata Wihaji yang didampingi istrinya. (yan/lis/bas)