RADARSEMARANG.COM, Batang – Hanya bisa terbaring di kasur lantai, bocah asal Kelurahan Kasepuhan Kecamatan Batang dievakuasi Pemda Jumat (16/10/2020) lalu. Namanya Neiha Salwa Sihab. Bocah 11 tahun inimenderita kanker getah bening. Sudah dua bulan siswa kelas 6 SD itu tidak bisa berbuat apa-apa.
Bersama keluarganya, Neiha tinggal di rumah dinas sederhana milik SDN Kasepuhan 1. Ukurannya cuma 6 x 2,5 meter. Kondisinya juga sudah cukup lapuk. Rumah dinas itu terpaksa ditempati karena keluarganya tidak memiliki rumah. Akhirnya pihak kelurahan dan sekolah memberikan izin untuk menghuni rumah dinas guru.
Neiha dievakuasi langsung oleh Bupati Batang Wihaji untuk dibawa ke rumah sakit. “Sesuai dengan pernyataan saya, entah siapapun yang jadi prioritas, akan kita bantu. Apalagi melihat kondisi fisik Neiha yang sudah agak parah, harus dilakukan langkah-langkah cepat untuk memulihkan kondisi fisiknya dulu,” kata Wihaji.
Berat badan Neiha sudah turun drastis, hanya 15 kilogram. Karenanya, harus mendapatkan asupan makanan yang bergizi agar berat badanya kembali. Seperti anak-anak seusianya.
“Saya minta dibawa ke rumah sakit agar ada penanganan kususnya untuk meningkatkan berat badanya berdasarkan saran dokter. Karena fisiknya lemas dan seumur dia berat badanya 30 kilogram,” imbuhnya.
Neiha sudah pernah melakukan kemoterapi di RSUP dr Kariadi Semarang. Namun belum membawa kesembuhan. RSUD Kalisari Batang melakukan evakuasi untuk pemulihan kondisi fisik. Sementara untuk penanganan penyakitnya akan dikoordinasikan dengan RSUP dr Kariadi Semarang.
Biaya pengobatanya sudah ditanggung oleh BPJS Kesehatan, maka Pemkab membantu operasional pengobatanya. “Sementara Neiha kita rawat di rumah sakit, selama satu minggu pekerjaan ayahnya sebagai ojeg online kita ganti dan operasional pengobatanya Pemkab Batang juga bantu,” tuturnya.
Anak pasangan Sukasno, 42, dan Tulas Agustina sudah bolak-balik menjalani rangkaian pengobatan. Mulai dari pengobatan medis maupun pengobatan alternatif. Setelah beberapa kali menjalani kemoterapi, bocah tersebut telah kehilangan kekuatan untuk menopang tubuhnya. Ditambah, ia selalu merasakan pening dan nyeri di tubuh mungilnya. Bolak-balik Batang-Semarang pun pernah dijalaninya lebih dari tiga kali dalam sebulan. Suatu ketika, Neiha bahkan mampu menahan rasa sakitnya, hanya mengendarai motor berdua dengan sang ayah. (yan/ton/bas)