RADARSEMARANG.COM, Batang – Kabupaten Batang digadang menjadi salah satu sentra produksi jeruk dalam negeri. Produk jeruk impor saat ini masih memenuhi pasar. Karenanya Pemkab Batang pun reaktif, bersama masyarakat melakukan pengembangan untuk memenuhi konsumsi jeruk dalam negeri.
Iklim dan tanah di Kabupaten Batang dianggap cocok untuk tumbuh suburnya buah jeruk. Karenanya, Kementerian Pertanian percaya berkembangnya sentra jeruk di Batang.
Wakil Bupati Batang Suyono mengatakan, untuk luasan lahan tanaman jeruk di kebun rakyat mencapai 70 hektare. Tersebar di 14 kecamatan. Sementara penanaman bibit dilakukan dua tahun lalu.”Dalam panen perdana ini diharapkan bisa menjadi contoh agar petani bisa ikut mengembangkan perkebunan jeruk,” ujar Suyono di Balai Benih Clapar, Kecamatan Tulis.
Dinas Pertanian terus melakukan pendampingan terhadap petani jeruk. Mulai dari pelatihan pembibitan hingga ke pemasaran. Penyediaan bibit juga dibantu Pemkab Batang.“Tidak hanya itu, Kebun jeruk bisa dijadikan agrowisata dan edukasi tentang pertanian bagi pelajar dan masyarakat umum yang ingin menjadi petani buah jeruk,” katanya.
Direktur Perbenihan Direktorat Holtikurtura Kementerian Pertanian Sukarman mengatakan, berdasarkan penelitian ada beberapa jenis tanaman jeruk yang cocok dikembangkan di Kabupaten Batang. Yaitu varietas jeruk siam pontianak, keprok RGL dan keprok trigas.”Terbukti, buah jeruk di Batang hasilnya luar biasa, jeruknya segar. Karena langsung petik tidak ada pengawetan dan vitaminnya lebih tinggi,” ujarnya.
Ia juga mengatakan, peluang pangsa pasar buah jeruk sangat besar. Dibarengi dengan kebutuhan konsumsi buah jeruk nasional yang terus meningkat. “Kita akan mengembangkan jeruk untuk subsidi impor bahkan sampai tidak ada impor jeruk,” jelasnya.
Di Indonesia ada lebih dari 57 ribu hektare lahan yang ditanami jeruk. Produktivitasnya mencapai 2,5 juta ton. Jumlah itu masih kurang sekitar empat ribu hektare. Saat ini kekurangan tersebut diisi oleh buah impor. (yan/zal/bas)