RADARSEMARANG.COM, Batang – Setelah ditunda beberapa bulan, mobil dinas baru camat se-Kabupaten Batang akhirnya diserahkan. Bupati Batang Wihaji beralasan masa adaptasi kebiasaan baru atau new normal ini merupakan waktu yang tepat. Para camat memerlukan mobilitas tinggi untuk memantau wilayahnya. Sementara mobil dinas lama sudah tidak memungkinkan untuk mobilitas tinggi.
Kondisi mobil dinas lawas berjenis MPV Toyota Avanza sudah dimakan usia. Saat terparkir berjajar di halaman kantor Bupati Batang, mayoritas atap mobil catnya sudah mengelupas. Ada juga yang penuh baretan, serta pintu yang telah rusak. Beberapa camat juga mengeluhkan mobilnya yang tidak kuat lagi saat melewati tanjakan.
“Mobil dinas camat yang lama memang sudah layak diganti karena banyak yang rusak dan biaya perawatanya juga mahal. Pembelian mobil dinas baru sudah direncanakan tahun 2019, dengan pertimbangan usia mobil camat sudah 16 tahun. Kerusakanya pun tinggi seperti kaca tidak berfungsi dan mesinnya sering macet,” kata Wihaji usai menyerahkan kunci mobil dinas baru pada para camat Senin (3/8/2020).
Sementara itu, Wihaji juga beralasan penundaan penyerahan mobil baru Mitsubishi Xpander tersebut karena faktor waktu yang tidak tepat. Sebelumnya telah dijadwalkan penyerahan pada bulan Februari, namun ditunda karena situasi banjir. Selanjutnya muncul pandemi korona, sehingga penundaan kembali dilakukan.
Akhirnya pada masa new normal kali ini dirasa tepat. Mobilitas tinggi para camat untuk dibutuhkan untuk menyukseskan program zero covid. “Silakan masyarakat awasi kinerja camat, kalau tidak benar laporkan, karena mobil ini untuk kerja kedinasan,” tegas Wihaji.
Sebanyak 15 unit mobil dinas itu menelan anggaran Rp 3,3 miliar. Dianggarkan pada APBD tahun 2020 dalam pembahasan tahun 2019. Mobil dinas berwarna hitam itu merupakan keluaran tahun 2019, juga sudah dilengkapi plat merah dengan nomor secara berurutan dari G 1030 XC, hingga G 1044 XC.
Camat Wonotunggal Himawan merasa senang bisa mendapatkan mobil dinas baru tersebut. Dengan mobil tersebut, ia bisa lebih leluasa memantau wilayahnya. Sesuai instruksi bupati, para camat diminta meningkatkan mobilitas untuk menyukseskan program zero Covid. “Dengan mobil lama yang rusak camat tetap semangat melaksanakan tugas, apalagi mobil baru dapat meningkatkan kinerjanya,” ujar pria yang juga sebagai koordinator camat tersebut.
Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Bambang Suprianto mengatakan, 15 mobil camat tersebut kondisi fisiknya sudah rusak. Tapi, untuk kondisi mesin, pihaknya belum mengetahui. Karena belum ada pengecekan. “Mobil lama kita tarik ke BPKAD, karena banyak permohonan dari OPD untuk operasional,” ucapnya. (yan/lis/bas)