RADARSEMARANG.COM, Batang – Daftar ulang siswa SMP telah dibuka secara tatap muka sejak Senin (29/6/2020). Menghindari adanya kerumunan, SMPN 2 Warungasem berlakukan pembatasan jumlah calon siswa yang hendak melakukan daftar ulang. Sebelumnya, agenda daftar ulang dijadwalkan dari tanggal 29 Juni 2020 hingga 4 Juli 2020.
“Kami menjadwalkan selama 4 hari, sehari hanya menerima 40 siswa baru. Kami mengatur ruangan yang disediakan supaya sesuai dengan protokol kesehatan, tidak menimbulkan kerumunan,” ujar Kepala SMPN 2 Warungasem Sri Mulyanto, Rabu (1/7/2020).
Ia menjelaskan, calon siswa jalur afirmasi dan prestasi dijadwalkan pada hari pertama. Sisanya, siswa dari jalur zonasi dijadwalkan pada hari berikutnya sesuai nomor urut, per 40 nomor tiap harinya. Sementara di luar jadwal tersebut, calon siswa tetap diperkenankan melakukan daftar ulang hingga 4 Juli 2020.
Beberapa kendala juga terjadi saat PPDB online berlangsung. Salah satunya banyak orang tua siswa yang kesulitan melakukan pendaftaran online. Sri Mulyanto menjelaskan sejak PPDB online belum buka, banyak orang tua siswa datang ke sekolah. Mereka sudah membawa berkas seperti fotokopi akte kelahiran dan KK. Akhirnya mereka menitipkan terlebih dahulu berkas yang dibawa ke pihak sekolah.
Beberapa kendala lain saat pendaftaran juga membuat orang tua siswa sedikit kecewa. Pihak sekolah pun tidak bisa menjelaskan banyak terkait permasalahan yang muncul. Pasalnya persoalan tersebut muncul dari website Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Online.
Salah satu persoalan yang muncul saat awal dibukanya PPDB adalah berbedanya pemahaman petunjuk teknis (juknis) dengan kerja website. “Juknis menjelaskan bahwa zonasi minimal 60 persen, sementara afirmasi minimal 15 persen. Padahal untuk afirmasi di websitenya cuma 15 persen maksimal, bukan minimal. Hari pertama itu ada 40 orang tua siswa mendaftarkan jalur afirmasi, kami mendaftarkan ternyata hanya 24 siswa yang bisa masuk. Sisanya terpental ke sekolah lain yang lebih jauh,” jelasnya.
Orang tua siswa banyak yang komplain, usai tidak diterima di sekolah pilihannya. Mereka merasa lebih dekat dengan sekolah tapi tidak bisa masuk di sekolah tersebut. Pihak sekolah tidak bisa berbuat banyak, karena jarak ditentukan oleh sistem website.
Sri Mulyanto menjelaskan bahwa memang ada kelemahan dari website yang perlu dibenahi. Ada siswa dari Desa Warungasem pilihan pertama di SMPN 2 Warungasem, sementara pilihan kedua di SMPN 1 Warungasem. Anehnya, siswa tersebut diterima di SMPN 1 Warungasem, padahal jaraknya sangat jauh. Ada lagi siswa yang dekat dengan SMPN 1 Warungasem, justru diterima di SMPN 2 Warungasem.
“Mungkin ada variabel lain yang menentukan itu, kami dari pihak sekolah tidak bisa menjelaskan kesalahan tersebut terjadi karena apa. Tidak ada sosialisasi terkait mekanisme di dalam website. Kami merasa diuntungkan dengan sistem zonasi tersebut, tapi jika masalah dari website tidak dibenahi, bisa saja calon siswa nantinya malah kecewa,” jelasnya. (yan/ton/bas)