RADARSEMARANG.COM, Batang – Setelah lama suwung akibat pandemi, kawasan wisata di daerah dataran tinggi Kecamatan Blado membeludak. Rata-rata pengunjung mengatakan bahwa sudah penat karena lama di rumah. Maka, mereka mendatangi objek wisata di Blado yang memiliki pemandangan indah dan hawa sejuk.
Beberapa lokasi wisata di sepanjang Jalan Bandar-Batur saat weekend banyak pengunjung. Intan, salah satu owner objek wisata di lahan milik Perhutani itu mengatakan, sejak awal buka kembali wisatawan selalu penuh. Sehingga puluhan pengunjung terpaksa menunggu di luar untuk bisa masuk.
Petugas yang berjaga di wisata yang berkonsep kafe itu memberlakukan protokol kesehatan ketat. Ia menjelaskan, akhir pekan keramaiannya sama seperti sebelum ada korona. Pengunjung pun sampai harus mengantre beberapa menit hingga beberapa jam di luar. Sementara saat week days intensitas pengunjung juga sama, tetap penuh. Batasan pengunjung yang boleh masuk hanya 350 sampai 450 orang. Normalnya 500 sampai 600 orang.
“Kami mengikuti protokol kesehatan dari pemerintah, wajib kenakan masker, yang demam, batuk dan pilek tidak diperkenankan masuk. Kami buka sebagai percontohan, juga sudah berkoordinasi dengan dinas terkait juga Perhutani,” ujar Intan pada RADARSEMARANG.COM, Selasa (30/6/2020).
Ia mengingatkan, meskipun sudah mulai normal kembali, pengunjung dari zona merah seperti Jakarta harus lapor atau izin ke Dinas Kesehatan untuk berwisata. Guna menunjang sarana, pengelola mulai giat melakukan pengecekan dan perawatan terhadap spot-spot. Pasalnya kawasan wisata yang ada sudah sekitar tiga bulan tidak beroperasi dan kurang mendapat perawatan.
Salah satu pengunjung, Anisa mengatakan rombongannya harus mengantre lama untuk masuk kawasan wisata. “Jadi sampai sana sebenarnya sore, sayang banget karena korona, pengunjungnya dibatasi. Nunggu ada yang keluar dulu, akhirnya setelah beberapa jam menunggu di warung dekat parkiran mobil. Masuk sudah malam jadi tidak bisa melihat pemandangan dari sini. Tapi perjalanan menuju sini sudah memanjakan mata sih, lewat desa, hutan udaranya juga masih segar,” ujarnya. (yan/lis/bas)