33 C
Semarang
Saturday, 14 June 2025

Jika Barang Tak Berkualitas, E-Warong Harus Berani Tolak Suplayer

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Batang – Kasus keracunan masal ikan tongkol Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) Kemensos menjadi perhatian serius Pemkab Batang. Wakil Bupati Batang Suyono mewanti-wanti pengelola Warung Gotong Royong Kelompok Usaha Bersama Elektronik (e-Warong KUBE) yang menyalurkan bantuan dalam bentuk barang untuk menjaga kualitas sampai barang diterima masyarakat.

Seperti diberitakan sebelumnya, sebanyak 52 warga Batang menjadi korban keracunan ikan tongkol BPNT Kemensos. Bantuan itu disalurkan oleh e-Warong Barokah binaan BNI. Akibat keracunan itu, warga mengalami gatal-gatal, pusing, mual dan muntah. Kini e-Warong Barokah sudah dibekukan oleh BNI.

“Bantuan dari Kemensos yang sifatnya Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) rawan rusak bahkan busuk. Maka pastikan kualitas barang layak konsumsi dan sehat. Kader e-Warong harus bisa menjaga amanah dari pemerintah, sehingga bermanfaat bagi para keluarga penerima PKH (Program Keluarga Harapan),” kata Wakil Bupati Batang Suyono saat Rakor dan Evaluasi bantuan sembako 2020 di Aula Dinas Sosial, Rabu (24/6/2020).

Program e-Warong merupakan program bantuan sosial sebagai bentuk sinergi dari PKH dengan program Kelompok Usaha Bersama (KUBE). Ia menjelaskan bahwa sebagai orang yang ditunjuk untuk menjalankan kemitraan harus memahami Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen. Poin undang-undang tersebut salah satunya berbunyi, penjual yang menawarkan produk kepada konsumen harus memuaskan atau memenuhi standar SOP.

Para kader e-Warong juga dituntut ikut berperan dalam penyaluran bantuan. Memastikan bantuan yang diberikan tepat sasaran. Sehingga tidak menimbulkan kecemburuan sosial.

“Tugas tambahan para kader ikut berperan menyosialisasikan tentang penerapan protokol kesehatan bagi masyarakat kelas bawah di tengah pandemi korona,” ucapnya.

Suyono juga berpesan kepada para kader e-Warong untuk menjaga nama baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Instansi pemerintah tersebut dinilai telah berusaha keras mengeluarkan anggaran yang cukup besar untuk mencukupi kebutuhan pokok masyarakat kalangan bawah.

“E-Warong harus lebih berpengalaman lagi serta berani menyampaikan kebenaran jika di kemudian hari ditemui barang yang tidak sesuai dengan standardisasi,” ucapnya.

Dikatakan, kader e-Warong juga harus berani menolak barang yang dikirim oleh suplayer jika ditemui barang yang tidak layak untuk dikonsumsi. “Para kader e-Warong jangan takut untuk menegakkan keadilan,” pesannya. (yan/aro/bas)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya