RADARSEMARANG.COM, Batang – SMPN 2 Warungasem mulai 17 April 2020 telah dijadikan tempat isolasi. Sudah dua warga Kalibeluk, Kecamatan Warungasem yang menempati sekolahan tersebut, namun tidak bersamaan. Semenjak itu guru dan staf di sekolahan itu harus berbagi tempat.
Lokasi karantina itu disiapkan melalui koordinasi dengan pihak Desa Kalibeluk. Kepala SMPN 2 Warungasem, Sri Mulyatno menjelaskan bahwa sebelumnya telah banyak warga yang pulang kampung dan melakukan karantina mandiri di rumahnya.
“Pertama di sini ada warga Kalibeluk yang pulang dari pendidikan Polisi itu harus karantina mandiri. Sebagai contoh buat warga yang lain,” ujarnya kepada RADARSEMARANG.COM, Selasa (28/4/2020).
Namun cukup disayangkan olehnya, belum 14 hari pria tersebut sudah meninggalkan karantina. Ia tidak tahu apa alasannya. Penghuni tempat isolasi pertama itu masuk mulai Jumat (17/4/2020). Hari Sabtu (25/4/2020) ia sudah keluar, Sri Mulyatno pun tidak mengetahui alasannya. “Mungkin sudah masuk kerja,” timpalnya.
Akses bagi orang yang melakukan isolasi di buatkan khusus dari pintu gerbang Selatan. Sementara bagi para guru melalui pintu Utara. Jalur tersebut dirancang oleh pihak desa. Pembatasnya dari tali rafia dari gerbang hingga ruang isolasi. Agar guru tidak ada interaksi dengan warga yang melakukan isolasi. Keluarga juga bisa mengirimkan logistik melalui jalur khusus itu.
Jarak aman tetap diperhitungkan. Gedung karantina berada di ruang kelas 9B, jauh dari ruang guru.”Sebenarnya isolasi itu tidak ada masalah bagi para guru, namun kalau semakin banyak warga yang isolasi di sini kami juga semakin was-was. Kalau sedikit, masih ada banyak ruang untuk beraktivitas,” ucapnya.
Ruang kelas tersebut dirancang sedemikian rupa agar penghuninya nyaman. Tepah disediakan tempat cuci tangan, kamar mandi, tempat tidur di atas meja dengan karpet juga televisi.
Guru saat ini diwajibkan piket dan mengajar melalui daring. Setiap hari ada 10 guru dan dua karyawan yang berangkat ke sekolah, atau satu per tiga dari total guru di sana. Sementara satu penghuni baru telah masuk sejak hari Kamis (23/4/2020).
“Semoga semuanya bisa memahami, kami yang ada di sekolahan hanya bisa menyediakan tempat. Bapak dan ibu guru juga bisa menjaga jarak di sekolah. Bagi yang isolasi juga bisa mandiri, melakukan isolasi sampai 14 hari,” imbuhnya.
Sementara itu, salah satu guru yang tidak ingin disebutkan namanya menjelaskan bahwa selama masa isolasi, ia sering tidak menjumpai ODP yang pertama isolasi di sana saat siang hari. “Kalau siang hari orangnya tidak ada di lokasi, entah kerja atau pergi kemana. Kalau malam hari adanya,” ujarnya. (yan/bas)