30 C
Semarang
Tuesday, 17 June 2025

PDP Meninggal Ternyata Positif Korona, Akses Desa Ditutup

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Batang – Warga Desa Rowosari Kecamatan Limpung menutup seluruh akses masuk desanya. Langkah itu dilakukan setelah satu orang warganya yang sebelumnya berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) meninggal. Hasil swab positif korona korban keluar satu hari usai pemakaman. Penutupan terhitung mulai Selasa (21/4/2020), melakukan karantina atas kesadaran masyarakat setempat.

Warga positif tersebut atas nama SW, 61, dari dukuh Pencar. Sebelumnya SW menderita sesak nafas dan dibawa ke Rumah Sakit QIM Batang hari Kamis. Karena menunjukkan gejala infeksi korona, SW kemudian dirujuk ke RS Mawardi Solo. SW meninggal hari Minggu (19/4/2020) dan langsung dimakamkan di pemakaman desa Rowosari sesuai prosedur covid.

“Hasil swab tes almarhum SW positif Covid1-9 karenanya kami segera melakukan langkah preventif. Yang menguburkan relawan dari Solo dengan APD lengkap. Relawan lokal hanya menggali dan menutup liang lahat. Mobil ambulans langsung menuju makam tanpa singgah di rumah duka. Setelah pemakaman semua APD milik relawan dibakar. Masyarakat juga tidak ada yang mendekati makam,” tegas Camat Limpung Windu Suriadji kepada RADARSEMARANG.COM, Rabu (22/4/2020).

Sikap warga desa Rowosari yang menerima jenazah warganya itu patut mendapat apresiasi dan menjadi contoh daerah lain. Tidak ada satupun yang menolak atau mempermasahkan. Sejak awal warga sudah mendapat pemahaman yang benar tentang penularan korona serta pencegahannya.

Kades Rowosari Casmudi mengucapkan terima kasih kepada warga desanya yang tidak mempersulit. “Masyarakat juga menuruti aturan dengan mengadakan tahlil di rumah masing-masing,” kata Casmudi sembari menunjukkan sikap terharu.

Sebagai langkah pencegahan, Casmudi kemudian memerintahkan agar anak SW yang menunggui ayahnya di rumah sakit untuk dikarantina. Pemdes Rowosari menggunakan bangunan Sekolah Dasar sebagai tempat isolasi dan menyediakan logistik.

“Kami tetap tahlil tapi di rumah masing-masing dan membantu keluarga duka. Secara fisik kami membatasi tapi batin tetap ada ikatan,” ucap salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.

Basuki, Ketua Satgas Covid-19 desa Rowosari menjelaskan melalui ponselnya bahwa isolasi berjalan sesuai aturan dari petugas kesehatan. “Tugas kami cukup berat karena banyak warga Rowosari yang berjualan di pasar Limpung. Untuk itu kami lebih sering terjun langsung ke lapangan untuk memantau dan tidak lelah memberi imbauan,” ujarnya.

 

Basuki dan relawan lain pun mendesain tempat isolasi sedemikian rupa agar nyaman. Ruang isolasi sebelumnya terisi tiga orang yaitu anak SW, pemudik dari Jakarta dan dari Tegal. Hari Rabu pagi (22/4/2020) datang lagi lima orang yang pulang dari Semarang dan masuk karantina selama 14 hari.

Akses masuk desa juga dijaga ketat oleh relawan dan tidak boleh dimasuki orang luar. Warga desa sendiri pun jika melewati penjagaan diharuskan cek suhu badan dan cuci tangan serta penyemprotan desinfektan terhadap mobil dan motor.

Langkah mengawasi akses masuk juga diikuti desa lain. Seperti Desa Sempu yang memasang portal dan hanya membuka satu jalan dengan pengawasan 24 jam. Kapolsek Limpung AKP Doni Krestanto menambahkan bahwa sebagian besar masyarakat Limpung sudah sadar dan mematuhi imbauan pemerintah protokol kesehatan. Koran ini memantau, di beberapa desa seperti Donorejo, Plumbon dan Tembok sudah mengisolasi warganya yang datang dari luar daerah.

“Hanya sebagian kecil yang masih mengadakan Jumatan. Itu pun di daerah terpencil yang sulit dipantau. Pengawasan lebih ketat tidak hanya Desa Rowosari tapi juga desa lain,” tuturnya. (yan/bas)

 


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya