RADARSEMARANG.COM, Batang – Sudah lebih dari tiga Minggu protokol kesehatan pencegahan korona diberlakukan, warga Kabupaten Batang terbilang memiliki sikap disiplin menghadapinya. Sejak 16 Maret 2020, mereka menunjukkan inisiatif bersama-sama melawan wabah Covid 19 tersebut. Bahkan, pedagang pasar inisiatif sediakan tempat cuci tangan sendiri. Walaupun belum ada imbauan secara khusus.
Seperti yang dilakukan pedagang di Pasar Induk Batang, mereka menyediakan sendiri sabun cuci tangan untuk pengunjung. Walaupun hanya berupa detergen. Sabun tersebut ditempatkan pada tiap wastafel yang ada.
“Walaupun pakai sabun detergen pencuci piring dan pakaian. Harapannya pengunjung tidak takut datang ke pasar. Ekonomi orang kecil di pasar sih,” kata Harso, 47, pedagang pakaian di lantai satu Pasar Batang.
RADARSEMARANG.COM melihat pengunjung juga punya kesadaran tinggi. Secara bergantian, mereka mencuci tangannya di wastafel yang disediakan. Harso juga menjelaskan, sejak adanya interaksi dari Pemprov dan Pemkab Batang untuk menghindari kerumunan, penurunan pengunjung pasti ada. Guna memenuhi kebutuhan pokok, warga lebih memilih berbelanja selang beberapa hari sekali. “Penurunan pendapatan sih tidak drastis. Tapi pengunjungnya terlihat drastis,” ucapnya.
Menurutnya, pedagang dan pengunjung tidak merasa terlalu parno terkait mulai mewabahnya virus korona. Karena lingkungannya saat ini masih dirasa aman, menjalankan protokol kesehatan. Lingkungan pasar terjaga kebersihannya.
Secara natural, masyarakat membuat skemanya sendiri. Para bakul atau pedagang kecil di area perkampungan mendominasi proses jual beli di pasar. Otomatis hal kepadatan berkurang, warga tetap aman berbelanja kebutuhan pokok di dekat rumahnya.
“Rata-rata pembelinya dari bakul-bakul, mereka belanja menyesuaikan penjualan di rumah. Sekarang mereka ke pasarnya beberapa hari sekali,” tutur Isrofiyah, 40, pedagang sembako di pasar tersebut.
Hal serupa juga dirasakan Tri Murni, 55, yang juga berjualan sembako. Ia merasakan masih banyak pengunjung yang datang, walaupun ada penurunan. Hand sanitizer dengan merk ternama bahkan ia sediakan agar tetap aman. “Penurunan pembeli pasti ada, namun bahan-bahan pokok harganya tetap stabil. Bahkan harga beras turun. Intinya kita tetap menjaga kebersihan,” ucapnya.
Pasar Warungasem juga telah menerapkan protokol kesehatan. Pengelola telah menyediakan tempat cuci tangan dan penyemprotan disinfektan. Pengelola Pasar Warungasem Slamet Wahyudin menjelaskan bahwa pasar merupakan penopang perekonomian dan kehidupan warga. Pasar harus tetap jalan walaupun dalam pusaran pandemi. “Kami menyediakan sarana penunjang kebersihan, agar pengunjung tetap aman,” ucapnya.
Salah satu pedagang di pasar itu, Mafiah menjelaskan bahwa saat ink pemasukan tetap lancar. Walaupun tidak seperti hari-hari normal, karena masih ada pembeli berdatangan. Ia pun berharap momen Ramadan bisa membuat aktivitas normal kembali. Serta pandemi korona mulai mereda.
Gotong royong warga Batang dalam melawan pandemi pun mendapat apresiasi dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Desa Pacet Kecamatan Reban melakukan isolasi mandiri bagi warganya yang mudik dari zona merah Covid 19. Tempat telah disediakan oleh pemerintah desa setempat. Ganjar Pranowo datang langsung ke lokasi dan hanya di temani beberapa tim, mengendarai sepeda motor, Minggu (5/4/2020). “Isolasi mandiri Desa Pacet, bisa viral dan menjadi percontohan di Jawa Tengah, ini inisiatif luar biasa taruhan nyowo (bertaruh nyawa, Red),” kata Ganjar Pranowo.
Menurutnya, aksi nyata di masyarakat saat ini perlu digalakkan. Agar masyarakat tidak terus menerus menceritakan kapan bantuan pemerintah datang. “Saya orang yang sangat percaya masyarakat desa nilai gotong royongnya sangat tinggi, buktinya anggaran karantina mendapat bantuan warga walupun dipinjami,” Imbuhnya.
Kepala Desa Pacet Dendy Hermawan menjelaskan, jumlah warga yang di karantina sebelumnya sebanyak 21 orang. Setelah melewati masa 14 hari, tercatat tinggal 15 orang saja yang masih mengikuti program karantina mandiri. “Karantina di lokasi satu Gedung PKD Desa Pacet ada 12 orang, lokasi karantina dua sebanyak 1 orang,” jelasnya.
Pemkab Batang pun tak tinggal diam, mereka berupaya semaksimal mungkin menghadapi penyebaran virus tersebut. Protokol Kesehatan terus di sosialisasikan melaui berbagai media. Begitu juga dengan penyemprotan desinfektan secara berkala, serta patroli warga yang berkerumun tidak jelas. Bupati Batang menjelaskan saat ini pihaknya tengah mengupayakan penyediaan masker secara cuma-cuma. Jumlah yang ditargetkan sebesar 30.000 masker.
Saat ini sudah tersedia 15 ribu masker, dan sebagian sudah dibagikan ke posko pencegahan Covid-19 di Kecamatan Bawang dan Reban. Lokasi tersebut terdapat banyak pemudik dari zona merah. “Masker yang kita bagikan secara gratis berjumlah 15 ribu yang merupakan bantuan dari paguyuban BUMD sebanyak 10 ribu masket dan 5.000 masker dari UMKM yang ada di Batang,” Jelas Wihaji saat membagikan masker di Posko Mudik Puskesmas Bawang , Minggu (5/4/2020). Masker tersebut terbuat dari kain yang dibuat oleh penjahit dari UMKM di Kabupaten Batang. (yan/bas)