RADARSEMARANG.COM, BATANG – Membangun, melahirkan dan mencetak atlet profesional tidak bisa dilakukan secara instan. Butuh proses dan waktu yang cukup lama.
“Mencetak atlet profesional itu tidak gampang dan tidak bisa cepat. Kalau kita pengin tempe goreng, hari ini beli digoreng langsung jadi tempe,” kata Bupati Batang Wihaji usai membuka Pekan Olah Raga Daerah (Popda) tingkat Kabupaten Batang di Lapangan Dracik Kampus, Kelurahan Proyonanggan Selatan Rabu ( 30/10).
Menjadi profesional perlu ada pembinaan sejak dini. Butuh latihan rutin dan disipilin tinggi. Termasuk sering mengikuti turnamen untuk membentuk mental bertanding dan juara. Tak kalah penting menjaga pola makan serta pola hidup sehat.
“Butuhkan waktu 10 tahun untuk mencetak atlet professional. Tentunya didukung dengan sarana dan prsaran,” kata Wihaji.
Ia pun tidak memungkiri sarana prasaran olahraga di Kabupaten Batang belum bisa maksimal. Namun pemkab terus berupaya meningkatkan semua itu. Seperti tahun depan akan membangun GOR indoor yang nilainya mencapai Rp 19 miliar.
“Popda bagian dari ikhtiar kita ajang mencari bibit-bibit atlet. Harapan jangka panjang bisa menjadi profesional,” harap Wihaji.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Wahyu Budisantoso mengatakan, Popda tahun ini mempertandingkan 16 cagang olahraga. Diikuti oleh 4.327 atlet pelajar dari SD/MI, SMP/MTs serta SMA/MA/SMK se-Kabupaten Batang.
“Popda rencananya bakal digelar selama lima hari. Mulai 30 Oktober hingga 2 November mendatang,” jelas Wahyu Budisantoso. (han/zal)