RADARSEMARANG.COM, BATANG – Puluhan pohon jenis Trembesi di sepanjang jalan alternatif Alas Roban mulai dari pos Lantas Luwes ke timur banyak yang mati karena sudah tua dan kekeringan akibat kemarau panjang. Warga sekitar khawatir pohon sewaktu waktu bisa tumbang dan menimpa bangunan warung pinggir jalan atau pengendara yang lewat.
Dari pantauan, nampak puluhan pohon terlihat sudah lapuk dengan dahan dan ranting masih bergelantungan rawan patah jika ada angin. Pohon Trembesi kering ini tergolong berukuran raksasa. Tingginya ada yang mencapai 15 meter dan berdiameter satu pelukan orang dewasa.
“Dulu sewaktu masih hidup daun pohon ini sangat rapat dan meneduhkan,” ucap Febri warga Gringsing yang sedang beristirahat di warung pinggiran jalur Alas Eiban pantura Gringsing Batang Rabu (11/9).
Memang saat musim hujan, deretan pohon di kanan kiri jalan daunnya bisa saling bertautan membentuk seperti terowongan hijau yang sejuk. Sehingga sudah sejak lama, menjadi lokasi favorit pemakai jalan untuk berhenti dan beristirahat di warung-warung kelapa muda, suasana adem dan semikir angin membuat mereka betah.
Namun keadaan sekarang berbalik. Pohon yang menjulang tinggi itu membahayakan, karena dahan dan rantingnya sewaktu-waktu bisa patah menimpa siapa saja yang berada di bawahnya.
Saeful, seorang pemilik warung mengatakan pernah ada dahan yang patah dan menimpa pengendara sepeda motor dan mobil. Meski tidak fatal tapi membuat khawatir. “Warung di bawah pohon yang mati, banyak yang tutup karena takut tertimpa pohon sewaktu waktu,” kata Saeful sambil menunjuk deretan lima pohon di seberang warung miliknya yang meranggas kering.
Dari informasi yang dikumpulkan, sebenarnya pihak Dinas Pekerjaan Umum dan dinas terkait lainnya, pernah melakukan penebangan tapi belum mencakup semua pohon kering yang ada. Ditambah kemarau yang panjang dan angin kencang, memang berpotensi menimbulkan bencana jika tidak segera ditangani. Saat akan dimintai konfirmasi, Kepala Bina Marga Gringsing Herwin Windarto, belum bisa dikonfirmasi. (han/zal)