Sedangkan untuk infrastruktur terparah di Pati, tercatat ada 30 unit kerusakan dari total 32 unit data yang ada. Kemudian total kerusakan tambak menacapai 2,276 hektare.
“Data ini juga masih terus bergerak. Karena sampai saat ini, beberapa daerah masih dilanda bencana (Banjir). Misal di Kudus, Pati, dan Grobokan, ini masih dilanda bencana,” imbuhnya.
Pihaknya juga berupaya melakukan mitigasi bencana. Tujuannya agar hal serupa tidak terjadi. Selain telah menyiapkan modifikasi cuaca serta melakukan sisir sungai untuk mengetahui kondisi tanggul.
Sehingga jika curah hujan tinggi, diharapkan tanggul tidak jebol lagi. BPBD Jateng juga mengajak masyarakat untuk mengatur curah air hujan dengan memanfaatkan talang air yang berada di rumah masing-masing.
Dengan demikian, air tidak langsung masuk ke pekarangan, khususnya daerah lereng untuk mengantisipasi terjadinya tanah longsor. Sehingga air bisa mengalir melalui drainase yang ada.
“Jangan sampai air masuk ke dalam tanah juga. Kalau daerah perkotaan jadi lembek tanahnya. Jadi bangunan di atasnya jadi dorongan tanahnya untuk ambrol. Ini yang kita sebut sebagaimana peran serta masyarakat sendiri,” pungkasnya. (kap/ida)
