26 C
Semarang
Saturday, 14 June 2025

Lima Tahun Beroperasi, Trans Jateng Layani 15,7 Juta Penumpang

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Sejak beroperasi pada 2017 sampai Juli 2022 Dinas Perhubungan (Dishub) Jawa Tengah mencatat Trans Jateng telah melayani 15,7 juta penumpang, Rabu (3/8).

Jumlah penumpang tersebut diangkut dalam 98 armada bus yang tersebar di 6 koridor di berbagai kabupaten atau kota. Paling banyak koridor Bawen-Satsiun Tawang yang memiliki 28 armada bus.

Sementara 5 koridor lainnya memiliki 14 armada di masing-masing titik. Yakni koridor Purwokerto-Purballingga, Semarang-Kendal, Purworejo-Magelang, Surakarta-Sragen, dan Semarang-Grobogan.

Kepala Dishub Jateng Henggar Budi Anggoro mengatakan, selama pandemi saat mayoritas kegiatan dialihkan secara daring, angka penumpang Trans Jateng sempat turun. Koridor Bawen-Semarang bahkan turun sampai 50 persen lebih.

“Tapi kita nggak mikir untung rugi, karena ini memang bentuk campur tangan kita untuk meringankan beban ekonomi masyarakat,” ungkapnya kepada RADARSEMARANG.COM.

Disebutkan, sekitar 30 persen pengeluaran rumah tangga biasanya terkuras untuk biaya transportasi. Dengan Trans Jateng yang dinilai nyaman dan murah, pihaknya berharap dapat meningkatkan daya beli masyarakat untuk kebutuhan pokok rumah tangga.

Hasil suvei periodik yang dilakukan olehnya menunjukkan 50 persen penumpang masuk ke kategori umum dengan biaya Rp 4.000 dan sisanya masuk kategori pelajar, mahasiswa, pegawai, atau buruh dengan ongkos Rp 2.000 per orang.

Sejak pandemi Covid-19 pihaknya juga meningkatkan pembayaran non tunai dengan menerima scan QR code atau penggunaan e-money. Sehingga penumpang tak harus membayar menggunakan uang fisik.ss

Saat ini pihaknya tengah menyiapkan penambahan koridor di Wonogiri. Ia memasuki tahap sosialisasi dengan transportasi existing atau transportasi yang berjalan di sana sekarang agar bersedia menjadi penyedia layanan Trans Jateng di koridor tersebut.

“Ya kami sampaikan baik-baik, jangan sampai ada konflik, supaya nggak ada yang dirugikan di sana, mereka kami rangkul untuk jadi penyedia jasa, lalu kami beli jasanya,” jelas Henggar.

Dikatakan, pihaknya masih akan menempuh proses panjang untuk mencapai kesepakatan dengan transportasi existing dalam menyediakan layanan Trans Jateng.

Para kondektur dan sopir bus yang sudah ada nantinya pun akan dialihkan menjadi pegawai Trans Jateng di koridor itu. Sehingga tak dikejar target harian lagi, melainkan menyesuaikan SOP yang berlaku di Trans Jateng.

Lebih lanjut, menyoal bahan bakar ramah lingkungan belum ada target spesifik. Pasalnya alat pendukung berupa inverter memakan ongkos besar.

Ia belum bisa menuntut penyedia layanan Trans Jateng yang tersebar di beberapa daerah menggunakan alat tersebut. Karena juga dikhawatirkan akan berdampak pada tarif yang justru memberatkan penumpang. “Semua armada yang kami jalankan masih terbilang baru dan kondisi bagus, setiap enam tahun sekali juga pasti kami ganti armada baru,” pungkasnya. (taf/ida)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya