33 C
Semarang
Saturday, 14 June 2025

Pimpin Rapat Terkait Wadas, Ganjar: Jangan Ada Pejabat yang Main-Main

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Gubernur Jateng Ganjar Pranowo langsung menggelar rapat terkait proyek pembangunan bendungan Bener, Purworejo, pada Senin (14/2). Rapat digelar usai Ganjar mendatangi Desa Wadas dan mendengarkan masukan serta cerita-cerita dari masyarakat yang kontra.

Dalam rapat itu, Ganjar mengundang Kepala Kanwil BPN Jateng, Kepala BBWS Serayu Opak, dan jajaran OPD di lingkungan Pemprov Jateng. Kata-kata Ganjar cukup tegas saat membuka rapat tersebut. Dirinya meminta tidak ada yang bermain-main terkait proyek bendungan Bener.

“Yang ingin saya tekankan, abdikan diri kita untuk kepentingan bangsa dan negara. Buang pikiran yang kira-kira akan menyulitkan di lapangan. Apakah bisnis, kepentingan pribadi dan sebagainya. Jangan ada yang bermain-main. Ini bicara Merah Putih dan kita kontribusikan untuk masyarakat. Saya serius soal ini,” kata Ganjar.

Selain menekankan hal itu, Ganjar meminta para pihak untuk melakukan evaluasi. Evaluasi itu ia dapat, usai mendapatkan masukan dari masyarakat langsung saat ia datang ke Wadas. Terutama evaluasi teknis terkait proyek pembangunan Bendungan Bener. Ganjar juga meminta semua pihak melakukan evaluasi terkait cara pendekatan dan membuka lebar-lebar ruang dialog.

“Saya sendiri sudah membuktikan, kemarin ke sana (Wadas, red) sambutan masyarakat baik. Mereka yang kontra bisa saya ajak komunikasi baik-baik. Intinya cara pendekatannya harus smooth, tidak boleh ada kekerasan, kecuali ada ancaman,” tegas Ganjar.

Ganjar menegaskan, sejak awal sudah ada kesepakatan bahwa tidak boleh ada kekerasan. Sehingga kalau terjadi kekerasan seperti saat itu, Ganjar menyerahkan pada kepolisian untuk melakukan evaluasi.

“Kami serahkan ke Kapolda, monggo dievaluasi. Karena desain awal, kami sepakat tidak ada kekerasan. Bahwa kemudian di lapangan terjadi, sangat mungkin itu. Jadi monggo Kapolda melakukan evaluasi sendiri, sehingga nanti secara institusional kita bisa memberikan dukungan dengan baik,” katanya.

Ganjar juga meminta BPN dan BBWS lebih proaktif dalam penyelesaian problem proyek itu. Sejumlah hal teknis seperti pembayaran ganti rugi pada masyarakat yang sudah setuju, harus segera dilakukan agar masyarakat tenang.

“Yang sudah setuju segera dibayarkan, yang belum setuju kita hormati dan kita ajak bicara. Bagaimana teknisnya, bagaimana kondisi pasca ditambang, aspek lingkungan seperti apa dan lain sebagainya agar semua memahami,” ucapnya.

Ganjar juga mengatakan dari Pemprov Jateng sudah siap melakukan pendampingan pada warga Wadas. Informasi yang diterima saat ia ke Wadas, banyak masyarakat trauma, anak-anak jadi sasaran bullying.

“Kami siap bantu, semua OPD saya perintahkan turun. Kalau masyarakat setuju, besok langsung kita terjunkan untuk mendampingi perempuan, anak, membantu program pengentasan kemiskinan, memberikan trauma healing dan sebagainya,” katanya.

Sebelumnya, Ganjar kembali mendatangi warga Desa Wadas, Purworejo, Minggu (23/2). Beda dengan kedatangan sebelumnya yang dikawal aparat kepolisian, kali ini Ganjar datang sendirian.

Ganjar tiba di Desa Wadas sekitar pukul 12.30. Begitu tiba di Masjid Nurul Huda, Ganjar Iangsung disambut ratusan warga Wadas. Mereka yang sudah berada di lokasi, menyambut Ganjar dengan nyanyian Yalal Wathon.

Usai melaksanakan salat Dzuhur, Ganjar duduk lesehan di teras masjid. Di sana, ia ngobrol dengan warga Wadas. Obrolan tampak gayeng. Meski serius, pertemuan itu berlangsung sangat santai. Beberapa kali, Ganjar dan warga tertawa saat ada hal yang lucu yang disampaikan warga dalam pertemuan itu.

Saat ngobrol, Ganjar mengawali sambutannya dengan meminta maaf kepada warga Wadas atas kejadian yang kurang menyenangkan pada Selasa (8/2) lalu. Pada kesempatan itu, warga secara bergantian menyampaikan uneg-unegnya pada Ganjar. Sejumlah warga banyak menceritakan peristiwa penangkapan yang mereka alami.

“Kami takut pak. Suami saya ditangkap tanpa tahu masalahnya. Sekarang di rumah. Kalau lihat polisi atau pria asing berbaju hitam jadi ketakutan. Setiap hari mengurung diri di rumah. Pintu selalu dikunci. Anak-anak juga trauma pak,” kata Waliyah, salah satu warga.

Ganjar dengan sabar mendengar cerita-cerita dan tuntutan warga. Sebelum mengawali sambutannya, Ganjar meminta maaf atas peristiwa yang terjadi. “Kulo nyuwun ngapuro kalih panjenengan (saya minta maaf pada bapak/ibu) atas peristiwa yang terjadi. Makanya saya datang ke sini secara langsung. Yang kedua, saya ke sini ingin mendengarkan langsung dari masyarakat dari persoalan yang ada. Saya ingin takziah, karena mendengar ada sesepuh di Desa Wadas yang meninggal, semoga husnul khotimah,” kata Ganjar mengawali obrolan.

Usai mendengarkan keluhan warga, Ganjar janji akan menindaklanjutinya. Sejumlah pihak yang berkepentingan akan diajak dialog terkait hal ini. “Ada tiga hal yang akan kita kerjakan setelah pertemuan ini. Pertama, akan melakukan evaluasi teknis. Kedua, metode pendekatan. Dan ketiga, terkait apa yang selama ini menjadi polemik, apakah pro atau kontra. Nah yang ketiga ini sepertinya kurang, makanya saya datang ke sini dan ingin mendengarkan secara langsung,” ucapnya.

Disinggung terkait apakah tuntutan warga untuk mencabut izin lokasi penambangan, Ganjar mengatakan akan dibicarakan secara teknis. “Belum, itu masalah teknis yang harus kami bicarakan. Tidak sekedar bicara cabut atau tidak cabut, tapi itu teknis. Itu yang saya katakan evaluasi teknis yang akan kami lakukan. Semua opsi masih ada peluang, makanya kita bicarakan,” pungkasnya.

Warga Wadas Purworejo juga mengeluhkan soal sinyal handphone yang hilang di desa itu. “Pak sinyalnya susah pak, hilang. Listrik juga kemarin padam,” kata warga.

Ganjar yang mendengar itu langsung meminta ajudannya menelpon petinggi Telkom. Karena diketahui, jaringan sinyal yang banyak digunakan oleh warga Wadas adalah Telkomsel. “Mas telponke Pak GM Telkom mas, bilang saya mau bicara,” katanya.

Ajudan Ganjar kemudian menelpon GM Telkom. Setelah tersambung, Ganjar langsung ngobrol singkat dengan GM Telkom Jateng-DIY itu. Setelah ditutup, Ganjar mengatakan pada warga bahwa petugas Telkom akan segera datang untuk melakukan perbaikan. “Mpun nggih, kersane didandani. Insya Allah lancar,” kata Ganjar.

Ketika Ganjar pamit pulang, mendapatkan banyak oleh-oleh dari warga Wadas. Sejumlah hasil bumi Desa Wadas diberikan warga pada Ganjar. Ada durian, petai, pisang, singkong, rambutan, nanas, buah menteng, pepaya, kelapa, vanilli, kemukus dan banyak lagi yang lainnya. Ganjar menerima pemberian itu dengan suka cita dan dimasukkan semua ke dalam mobil pribadinya.

“Owalah ini to durian yang kata Mas Yayak (seniman asal Jogja yang mendampingi warga Wadas) paling enak sedunia. Maturnuwun maturnuwun,” kata Ganjar menerima pemberian itu. (akr/ida)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya