RADARSEMARANG.COM, Semarang – Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Jateng berhasil melahirkan 99 sekolah adiwiyata sepanjang 2021. Sebanyak 65 sekolah di antaranya menjadi adiwiyata tingkat provinsi. Ini sedikit melebihi target tahunan yakni 60 sekolah.
Lalu diikuti sebanyak 23 sekolah menjadi adiwiyata nasional dan 10 lainnya sekolah adiwiyata mandiri. Meski sempat terhambat pandemi Covid-19, sekolah dapat beradaptasi dan mengikuti program adiwiyata secara virtual.
“Walaupun tidak banyak, tapi hasil tahun kemarin cukup baik. Buktinya banyak yang mendaftar program ini untuk jadi sekolah berbudaya lingkungan,” ujar Plt Kepala DLHK Jateng Widi Hartanto kepada RADARSEMARANG.COM.
Pihaknya mencatat hingga sekarang sebanyak 858 sekolah di Jateng terdaftar sebagai sekolah adiiwiyata. Di antaranya 488 sekolah adiwiyata provinsi, 319 sekolah adiwiyata nasional, dan 51 sekolah adiwiyata mandiri.
Dengan bertambah banyaknya adiwiyata mandiri, ia sangat terbantu. Karena sekolah adiwiyata dengan tingkat tertinggi itu memiliki kewajiban untuk ikut membina sekolah adiwiyata di tingkat bawahnya. Baik tingkat kota atau kabupaten maupun provinsi.
Tak hanya itu, program tersebut turut mendorong kesadaran peserta didik soal kepedulian dan kecintaan terhadap lingkungan. Karena banyak kebiasaan kecil yang ditanamkan dari sekolah. Mulai dari membawa bekal, memilah sampah, menghemat listrik, hingga bijak menggunakan air.
Hal itu sejalan dengan perhatian publik saat ini yang tertuju pada penanganan krisis iklim. Program adiwiyata ini cukup berperan untuk ikut serta menekan timbulan emisi gas rumah kaca. Lebih penting membangun karakter peserta didik menjadi pribadi sadar lingkungan. (taf/ida)