RADARSEMARANG.COM, Semarang – Setelah tahun lalu sukses menanam 162,5 ribu bibit mangrove di sepanjang pesisir pantai utara, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jawa Tengah menargetkan kembali tahun ini 63,7 ribu bibit.
Menurut Kepala DKP Fendiawan Tiskiantoro, hal ini menjadi salah satu upaya untuk mencegah abrasi di Jateng. “Selain mangrove, ada juga terumbu karang buatan dan langun untuk meminimalisir dampak abrasi,” ujarnya.
Di samping untuk merehabilitasi wilayah pesisir, pihaknya juga memfasilitasi dibukannya kebun bibit mangrove di berbagai daerah. Sehingga masyarakat pesisir ikut aktif membudidayakan mangrove secara berkelanjutan, dan terbantu secara ekonomi.
Dalam mengeksekusi program tahunan itu, ia dibantu tiga cabang dinas. Kawasan Jateng bagian timur berkantor di Pati, bagian selatan di Magelang, dan bagian barat berkantor di Tegal. Hanya saja tahun lalu penanaman terumbu karang buatan (TKB) terpaksa ditiadakan lantaran adanya refocusing anggraan.
“Kami juga memiliki program mangrove for education untuk mengedukasi pentingnya ekosistem mangrove bagi bumi, khususnya wilayah pesisir,” tambahnya.
Rencananya pada 2022, melalui kantor cabang dinas timur akan menanam 20 ribu bibit mangrove dan lima unit TBK. Kemudian di cabang dinas barat sebanyak 30 ribu bibit mangrove dan lima unit TBK. Dan cabang dinas selatan menanam 13,7 ribu mangrove dan 6,3 ribu cemara laut.
Ia menambahkan, hal ini merupakan respon DKP untuk menekan laju emisi karbon. Pihaknya bekerja sama dengan beberapa OPD lainnya, termasuk DLHK Jateng. Ia mengakui, sektornya bukan sektor penghasil karbon. Namun ia tetap perlu mengambil peran untuk memperlambat kriris iklim di masa mendatang.
“Tahun lalu kami sudah memberi bantuan fisik untuk nelayan terdampak abrasi, tapi untuk infrastuktur bangunan di luar kewenangan kami. Sedangkan untuk mangrove dan tanaman laut sudah menjadi program tahunan,” pungkasnya. (taf/zal)