RADARSEMARANG.COM, Banjarnegara – Provinsi Jateng berkontribusi dalam menurunkan angka kemiskinan tingkat nasional. Hal itu dibuktikan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang langsung melakukan pengecekan program pengentasan kemiskinan ekstrem yang sedang berjalan.
“Pemprov Jateng menggandeng banyak pihak untuk mengeroyok pengentasan kemiskinan ekstrem di lima daerah, salah satunya Banjarnegara,” kata Ganjar usai meninjau sejumlah bantuan untuk warga di Banjarnegara Rabu (19/1).
Kali ini ada sejumlah titik yang dicek. Yakni bantuan RTLH di Desa Gemuruh. Bantuan jambanisasi di tiga rumah di Desa Gumingsir, kemudian bantuan RSLH di Desa Plumbungan dan bantuan listrik di Desa Dawuhan.
“Nah ternyata adalah dari ESDM bantu listrik, CSR PLN membantu ada, CSR perbankan, bahkan tadi ada juga CSR dari perusahaan ikan. Buat saya ini surprise juga. Ada bantuan Pemprov Jateng. Nah sekarang kami datangkan mereka yang dibantu seperti apa,” katanya usai melakukan tinjauan.
Menarik ketika Ganjar melihat rumah Mbah Suzit di Desa Dawuhan, Banjarnegara. Saat Ganjar bertandang, Ganjar melihat kondisi rumah dan ekonomi Mbah Suzit sebenarnya masuk kategori miskin ekstrem.
Menurut penuturan kepala desa (kades) setempat, rumah Mbah Suzit telah diusulkan untuk mendapatkan bantuan RTLH sejak tahun 2019. “Nah karena beberapa kali pak kades sudah usul dan belum turun, ya coba kami carikan jalan. Kami bisa pakai Baznas, coba saya carikan CSR atau filantrop yang ingin menyumbang dan Insya Allah bisa. Saya langsung punya gambaran saja tadi, ini paling (cocok) jalan tolnya apa, insyaallah minggu depan kami bangun,” ujarnya diamini para warga.
Ganjar mengatakan, dengan turun gunung melihat praktik dari program pengentasan kemiskinan ekstrem ini, dirinya jadi tahu. Terutama kondisi dan urgensi dari penerima bantuan dari pemerintah.
Di sisi lain, Ganjar juga selalu mengingatkan dan mengajak warga untuk saling bantu. Spirit gotong royong dan kemanusiaan yang tinggi, menurut Ganjar akan melahirkan kerukunan di antara warga desa.
“Spiritnya gotong royong. Kalau gotong royong-nya bagus di desa, itu masyarakatnya juga rukun, apapun agamanya, kelompoknya, sukunya, mereka rukun. Jadi gotong royong itu nilai yang hari ini mesti kita budayakan,” tandasnya. (akr/ida)