32 C
Semarang
Sunday, 13 April 2025

Perkuat UMKM, Dinas Koperasi dan UMKM Jateng Latih 25 Pembatik

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Untuk memperkuat basis UMKM di kawasan wisata super prioritas Candi Borobudur, Dinas Koperasi (Diskop) dan UMKM Jateng memberikan pelatihan batik tingkat lanjut untuk 25 pembatik asal Magelang.

Pelatihan tersebut diadakan untuk meningkatkan kualitas SDM dan produk yang dihasilkan. Sehingga para perajin batik yang juga pelaku UMKM mampu bersaing di pasar dan menunjukka karya batik khas daerahnya.

“Kalau infrastruktur sudah dibangun besar-besaran kan nggak mungkin UKM yang masuk itu asal-asalan. Harus memastikan kualitas bagus. Apalagi kalau menargetkan turis luar negeri,” kata Kepala Diskop UKM Jateng Emma Rachmawati kepada RADARSEMARANG.COM.

Tak hanya itu, pihaknya akan merancang agar potensi kerajinan bambu, batu, dan lainnya dapat turut menyiapkan diri dan meningkatkan kualitas usahanya. Sejauh ini, Emma belum melihat ciri khas yang menonjol dari batik asal Magelang.

Kesempatan tersebut mempertemukan para instruktur profesional dari Balatkop UKM Jateng dengan para peserta yang telah memiliki kemampuan menengah. Sehingga selain memperbaiki kualitas, mereka mampu diajak membangun ciri khas batik di kawasan wisata Borobudur itu.

Peserta yang terdiri dari 11 kelompok batik dari Magelang diharapkan mampu membawa pulang ilmu yang didapat dan menularkan kemampuannya ke para perajin batik lainnya. Sehingga banyak pembatik lain yang ikut berkembang. “Turis yang datang dari luar negeri kan terkadang juga buyer, bisa saja mereka borong untuk dibawa ke tempat asalnya,” imbuh Emma.

Kepala Balatkop UKM Hatta Hatnansya Yunus menyampaikan, pelatihan berlangsung selama 10 hari mulai Senin (10/1) sampai Senin (20/1) di Aula balatkop UKM Jateng. Ia menghadirkan tiga instruktur handal. Pelatihan diawali dengan pre test dan sedikit materi. Lalu dilanjutkan menggambar pola.

“Selama ini kebanyakan pembatik ini menggambarkan pola ke Pekalongan jadi ongkos produksi cukup mahal. Kalau bisa sendiri kan memangkas biaya juga,” jelasnya.

Semua fasilitas dan sarana pelatihan tersebut ditanggung penuh oleh Sampoerna Foundation. Manager Area Retail Engagement Semarang Ferry Ferdiansyah dan Direktur Stapa Center Agus Rahmatullah menggelontorkan dana sebesar Rp 117 juta demi terlaksananya acara tersebut.

Di samping itu pihaknya juga cukup lama membina toko-toko kelontong melalui Sampoerna Retail Community. Dengan begitu toko kelontong dapat beradaptasi dengan kemajuan teknologi yang memberikan kemudahan bagi para pembeli. “Sedangkan untuk pemasaran digital nanti kita libatkan dari Hetero Space,” pungkas Hatta. (taf/ida)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya