RADARSEMARANG.COM, Semarang – Jumlah nelayan kecil yang besar harus didukung konektivitas infrastruktur, pelayanan publik, maupun konektivitas data agar skala ekonomi nelayan kecil ini menjadi besar. Peran pengorganisasian nelayan sangat penting, agar hasil produksi nelayan kecil dapat bernilai besar.
Dengan adanya konektivitas data baik melalui OSS maupun KUSUKA, kebijakan perlindungan dan pemberdayaan usaha perikanan dapat dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan.
“Pemerintah harus memastikan nelayan kecil ini memiliki badan usaha, sehingga yang sejahtera bukan hanya orang perorang tetapi nelayan kecil keseluruhan. Nelayan yang memiliki badan usaha akan terkoneksi secara ekonomi, sehingga akan lebih terbuka peluang usahanya,” kata Anggota Komisi B DPRD Jateng Andang Wahyu Triyanto.
Nelayan kecil memiliki peranan yang besar. Sebab, 80 persen produksi hasil tangkapan nelayan kecil untuk pemenuhan konsumsi domestik. Sementara lebih 96 persen nelayan Indonesia adalah nelayan kecil.
“Ini tentu menjadi peluang yang besar sekaligus tantangan untuk memperkuat usaha perikanan tangkap skala kecil agar lebih maju, mandiri, dan berkelanjutan,” katanya.
Selain itu, Jateng memiliki 171.064 nelayan dan 27.845 kapal. Tetapi masih menyisakan catatan-catatan salah satunya soal pelayanan kenelayanan dan pengelolaan potensi perikanan yang belum optimal. Hal itu disebabkan banyaknya Pelabuhan Perikanan yang belum beroperasi. Dari rencana 57 titik pelabuhan perikanan di Jawa Tengah baru 11 pelabuhan perikanan yang sudah resmi beroperasi.
“46 pelabuhan perikanan lainnya beroperasi tapi belum ada kejelasan status Pelabuhan Perikanannya. Bahkan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tambak Lorok sudah lama tidak berfungsi. Ini yang membuat data hasil produksi sektor kelautan dan perikanan di Jateng cenderung lebih rendah dari potensi sesungguhnya,” tambahnya.
Pembangunan prioritas di sektor perikanan kelautan akan memberikan dampak yang signifikan terhadap menurunan angka kemiskinan di wilayah pesisir Jateng. Infrastruktur pelabuhan perikanan perlu dihadirkan untuk nelayan kecil. Dimana di pelabuhan perikanan tersebut dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk menunjang usaha nelayan kecil.
Selain itu, pembangunan di sektor perikanan kelautan ini juga diharapkan sebagai upaya pencegahan menurunnya jumlah nelayan dan angka sumber penghasilan utama penduduk desa tepi laut.
“Perlu langkah konkrit, program yang komprehensif serta ocean leadership yang mana menitikberatkan pembangunannya kepada sektor perikanan kelautan. Sehingga kesejahteraan nelayan bisa terwujud,” tambahnya. (fth/ida)