RADARSEMARANG.COM, Semarang – Sebanyak 50 anggota Forum Anak Jawa Tengah dan kabupaten/kota mengambil alih posisi gubernur, kepala dinas pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, hingga wali kota dan bupati di Jateng. Pengambilalihan ini dalam rangka memperingati Hari Anak Sedunia.
“Kegiatan Kids Take Over (KTO) ini diinisiasi oleh anak-anak dan disambut baik oleh kepala daerah di seluruh Provinsi Jawa Tengah,” ujar Retno Sudewi, kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Provinsi Jawa Tengah kepada RADARSEMARANG.COM.
Secara simbolis, Dewi beserta para bupati atau wali kota menyerahkan posisinya kepada anak-anak sebelum menggelar rapat virtual. Kesempatan tersebut digunakan anak-anak untuk membahas berbagai isu anak di Jateng sekaligus launching Buku Panduan Pelopor dan Pelapor (P2).
“Optimisme anak-anak dan anak muda perlu kita dukung, sehingga mereka punya cukup ruang untuk berkarya. Mari selalu dengarkan suara anak-anak kita,” ungkap Ermi Ndoen kepala Perwakilan UNICEF FO Surabaya.
Koordinasi rapat virtual Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah diambil alih oleh Tomo, siswa kelas 12 asal Surakarta, Gubernur Kids Take Over yang menggantikan posisi Ganjar Pranowo. Sementara Kepala DP3AP2KB Kids Take Over diambil alih oleh Mega, siswa kelas 11 asal Temanggung.
Mega mengaku sangat bangga dan terkejut saat terpilih dan berkesempatan menempati posisi Dewi meski hanya sehari. Dia katakan, kegiatan semacam ini baru diadakan pertama kali di Jateng. Rangkaian seleksi diikuti bersama puluhan anak lainnya. Hal sama juga dirasakan Tomo, teman Mega. “Ga nyangka sih bakal kepilih jadi gubernur, padahal aku rasa banyak yang lebih bagus dariku,” ungkap Tomo.
Keduanya berkomitmen menggunakan peluang emas tersebut seoptimal mungkin. Buku Panduan yang dirilis diharapkan dapat digunakan seluruh anak Jateng untuk konseling sebaya. Dengan kata lain, sesama remaja datang saling memberi dukungan psikososial dan memberi semangat. Khususnya anak-anak yatim piatu korban Covid-19.
Kegiatan rapat tersebut membahas dampak kesehatan mental pada anak. Pasalnya hasil survei Forum Anak Jateng menunjukkan adanya perundungan di dunia maya sebanyak 77,5 persen selama masa pandemi ini.
Dalam survei yang dilakukan oleh UNICEF dan Gallup 69 persen anak-anak dan anak muda mendapatkan tekanan untuk sukses. Lalu 29 persen anak-anak juga sering merasa depresi atau kurang memiliki ketertarikan untuk beraktivitas.
Mulai kondisi kesehatan mental, perlindungan bagi anak yang kehilangan orang tua utama di masa pandemi, dan dampak sekolah daring di masa pandemi dibahas pada forum tersebut.
Selain posisi tersebut, anak-anak juga mengambil alih media Radar Semarang dan Radio Elshinta. Para jurnalis cilik ikut menyimak rapat virtual dan melakukan liputan berita untuk kegiatan Kids Take Over.
Kegiatan tersebut memastikan suara anak terus didengarkan dengan terlibat langsung pada isu-isu yang mereka hadapi hingga yang berhubungan dengan masa depan mereka. (taf/ida)