RADARSEMARANG.COM, Semarang – Potensi besar yang dimiliki BUMD di Jateng masih belum digarap serius. Buktinya, target Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor tersebut masih terlalu rendah dibandingkan potensi yang dimiliki.
Anggota Komisi C DPRD Jateng Agung Budi Margono mengatakan, dengan memaksimalkan pengelolaan BUMD maka akan berdampak juga pada roda perekonomian di Jateng. Tetapi sayang, Pemprov Jateng masih belum bisa memaskimalkan potensinya. “Targetnya masih sangat rendah dibandingkan potensi,” katanya.
Ia menambahkan, potensi deviden BUMD adalah Rp 528 miliar atau hanya 3.3 persen dari PAD. Padahal total aset yang dimiliki 11 BUMD di Jateng sebanyak Rp 91,377 triliun. Jika dikelola akan luar biasa untuk menggerakkan potensi ekonomi daerah. “Dengan potensi sebesar itu, harusnya bisa lebih ditingkatkan setidaknya sampai 5 persen,” ujarnya.
Politisi PKS ini menegaskan, sebenarnya BUMD dapat menjadi penopang pemasukan daerah di Jateng terutama di masa pandemi Covid-19. Di masa pandemi Covid-19 penerimaan daerah dari pajak belum ideal, semestinya pendapatan daerah dari BUMD ini dapat membantu pendapatan daerah. “Jangan malah menjadi beban APBD,” tambahnya.
Rencana pendapatan pemerintah tahun 2022 adalah Rp 27,4 triliun. Dimana Rp 15,69 triliunnya adalah dari PAD yang terdiri atas pajak dan retribusi, termasuk deviden dari BUMD. “Butuh upaya peningkatan target dan kinerja dari BUMD agar potensi yang dimiliki dapat terkelola secara maksimal,” tambahnya.
Pemprov Jateng harus bisa membangun tata kelola BUMD yang baik. Di antaranya dengan memperhatikan aspek kesehatan BUMD, aspek daya saing serta memperhatikan pengelolaan dengan skala orientasi global. “Dengan tatakelola BUMD yang Sehat, Berdaya Saing, dan Berorientasi Global, maka pengelolaan BUMD dapat dirasakan oleh lebih banyak lagi masyarakat,” tambahnya. (fth/ida)