31 C
Semarang
Sunday, 22 June 2025

Pakai Baju Hazmat, Ganjar Pimpin Upacara Kemerdekaan

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Boyolali – Upacara kemerdekaan Republik Indonesia ke-76 diperingati secara berbeda di Jateng. Jika tahun-tahun sebelumnya upacara kemerdekaan digelar di Lapangan Simpanglima Semarang secara meriah, tahun ini digelar di Rumah Sakit Darurat Covid (RSDC) Asrama Haji Donohudan dengan sangat sederhana.

Tak ada pasukan TNI/Polri yang berbaris rapi saat upacara yang digelar pada Selasa (17/8/2021) itu. Tak ada juga pasukan pelajar yang biasanya hadir menggunakan seragam berwarna-warni. Yang ada hanya barisan pasien Covid-19, dengan pakaian sehari-hari.

Sementara Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo yang menjadi inspektur upacara juga tampil beda. Ganjar tak mengenakan jas, atau pakaian adat yang biasa ia gunakan saat memimpin upacara kemerdekaan. Namun kali ini, Ganjar memakai pakaian hazmat lengkap, seperti pakaian yang biasa digunakan tenaga kesehatan menangani Covid-19.

Tak ada yang menyangka, pria yang berdiri sebagai inspektur upacara itu adalah Ganjar. Sebab, seluruh bagian tubuhnya tertutup hazmat. Praktis, hanya bagian mata saja yang terlihat transparan di balik kaca mata yang dia kenakan.

Hazmat yang dikenakan Ganjar berwarna putih polos. Ia juga memakai kacamata lengkap dengan masker dobel berwarna merah putih. Di bagian bawah, Ganjar mengenakan sepatu boots berwarna oranye.

Seluruh petugas upacara juga menerapkan protokol kesehatan (prokes) ketat. Mereka menggunakan hazmat lengkap, baik petugas pengibar bendera merah putih, pembaca teks UUD 1945, pembaca doa dan lainnya.

“Hari ini saya sengaja ke sini, ingin upacara bersama dengan para penyintas Covid-19. Saya kira dalam perayaan Hari Kemerdekaan 17 Agustus ini, nuansa kesedihan masih menggayut di kita semuanya. Makanya, saya ingin semua bersemangat, dan tadi kelihatan kawan-kawan para penyintas bersemangat,” ucapnya.

Ganjar juga sengaja memakai hazmat saat memimpin upacara hari ini. Tak lain dan tak bukan, Ganjar ingin merasakan bagaimana para tenaga kesehatan (nakes) berjuang menangani pandemi. “Saya baru pertama kali pakai hazmat. Panas banget ternyata. Saya tidak membayangkan, mereka para nakes yang berjam-jam menggunakan hazmat ini. Saya ingin merasakan bagaimana menjadi mereka,” imbuhnya.

Menurutnya, perjuangan para nakes sungguh luar biasa. Mereka harus berjuang menyemangati diri sendiri, merawat pasien dan menyemangati para penyintas. “Sesuatu yang ingin saya rasakan sendiri. Mudah-mudahan kehadiran saya di sini, bisa memberikan semangat bagi para penyintas dan nakes. Mereka bisa juga merayakan kemerdekaan di tempat ini, khususnya para nakes semoga ini bisa memberikan semangat karena mereka bisa tetap upacara kemerdekaan di tempat kerja, dimana mereka tak pernah libur,” pungkasnya.

Sementara itu, para penyintas Covid-19 yang sedang isolasi di Donohudan mengaku senang bisa tetap merayakan kemerdekaan meski sedang isolasi. Apalagi, mereka bisa upacara dengan inspektur upacaranya adalah Gubernur Ganjar. “Nggak nyangka, Pak Ganjar yang jadi pemimpin upacara. Ya seneng ya, meski diisolasi, tapi tetap bisa merayakan kemerdekaan,” kata Nur Aini, 33, salah satu pasien Covid-19.

Nur awalnya tak menyangka, pria yang menjadi inspektur upacara adalah Ganjar. Setelah mendengar sambutannya, Nur langsung paham bahwa itu Ganjar. “Senang sekali, ternyata Pak Ganjar mau hadir. Pakai hazmat karena sesuai protokol kesehatan,” ucapnya.

Hal senada disampaikan Agus, 40, pasien lainnya. Ia mengaku bersyukur bisa ikut upacara kemerdekaan RI ke-76 hari ini. “Alhamdulillah, masih bisa mengikuti meskipun saya sedang diisolasi. Rasanya nggak bisa membayangkan, apalagi Pak Ganjar datang memberikan kami semangat. Ini luar biasa, ini obat yang jauh lebih mujarab dari obat apapun. Menambah imun kami semakin kuat,” ucapnya.

Ganjar sendiri mengawali pidatonya dengan menyampaikan kondisi bangsa. Katanya, seratus ribu lebih masyarakat yang gugur. Tiga juta lebih masyarakat merasakan perih. “Banyak orang bertumbangan. Pedagang, pengusaha, karyawan termasuk tenaga medis. Bukan hanya sektor perekonomian dan kesehatan, hampir seluruh lini kehidupan terkena pukulan telak pandemi ini,” katanya.

Kabar orang meninggal, lanjut Ganjar, terdengar setiap hari. Bahkan, tenaga kesehatan juga harus bertaruh nyawa saat menangani pandemi. “Demi keselamatan kita, lebih dari 1400 tenaga kesehatan meninggal dunia, 110 di antaranya adalah tenaga kesehatan dari Jateng. Maka di tengah upacara kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 2021, saya ingin memberi hormat setinggi-tingginya kepada para tenaga kesehatan. Kami bersama kalian,” tegasnya.

Sebagai salah satu penghormatan, ia mengatakan sengaja memakai hazmat saat memimpin upacara. Dengan cara itu, ia berharap dapat ketularan semangat dan spirit kemanusiaan para tenaga medis di tengah pandemi.

“Semangat dan spirit itu, juga saya harapkan menular pada panjenengan semua yang saat ini sedang menjalani isolasi. Panjenengan tidak sendirian. Yang penting, kita harus terus berjuang untuk pulih dan meningkatkan imun. Jangan loyo apalagi nglokro,” imbuhnya.

Dalam kesempatan itu, Ganjar mengatakan bahwa pandemi ini benar-benar jadi kaca benggala yang sempurna untuk menilai diri sendiri. Covid-19 benar-benar menampar kesadaran, bahwa perjuangan harus terus dilakukan demi cita-cita kemandirian. “Covid-19 ini mengajarkan pada kita semua, bahwa kita belum berdaulat dan belum mandiri dalam beberapa hal, salah satunya kesehatan,” ucapnya.

Menurutnya, percuma selama ini Indonesia menyebut diri sebagai bangsa besar, kalau ternyata riset saja masih lemah. Percuma kita membanggakan diri sebagai bangsa adiluhung, kalau laboratoriumnya masih jadul, tidak bisa diadu dikancah dunia.

“Mulai sekarang, ayo gotong royong, bahu membahu menyiapkan segala hal. Kita tingkatkan riset ilmu pengetahuan, kita perbanyak laboratorium dan tingkatkan kelasnya. Apa kita tidak ingin bisa bikin obat-obatan sendiri, menciptakan vaksin, reagen, dan alat kesehatan sendiri? Masak untuk mencukupi kebutuhan masker saja kita harus import? Apa kita tidak malu?” pekiknya.

Dalam kesempatan lain, Ganjar memberikan remisi kepada para narapidana di Lapas Kelas i Kedungpane Semarang. Ganjar mengucapkan selamat pada seluruh narapidana yang mendapatkan remisi pada perayaan kemerdekaan ke-76 ini. Menurutnya, mendapatkan remisi adalah cikal bakal yang baik, karena menunjukkan bahwa mereka berkelakuan baik selama di lembaga pemasyarakatan.

Sementara itu, sebanyak 134.430 narapidana (napi) dan anak berhadapan dengan hukum menerima remisi umum 17 Agustus dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Ke-76 Kemerdekaan Republik Indonesia dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) RI. Di Jawa Tengah sendiri, terdapat 7.154 narapidana dapat remisi, 138 di antaranya langsung bebas. (akr/ida)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya