26.1 C
Semarang
Monday, 23 June 2025

Soal Pembelajaran Tatap Muka, Gubernur Ganjar: Sabar Dulu

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah di wilayah Jateng tampaknya masih akan menunggu lebih lama. Pasalnya, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo masih belum mengizinkan daerah yang masuk PPKM level 3 dan 2 menggelar PTM. Padahal sesuai aturan Pemerintah Pusat, sudah diperbolehkan menggelar PTM, khususnya di daerah PPKM level 3 dan 2.

Ganjar menegaskan, Jateng belum akan menggelar PTM. Meskipun sejumlah daerah di Jateng ada yang masuk level 3 atau 2. “PTM belum. Tadi saya sudah konfirmasi ke pusat, kemungkinan yang SLB (Sekolah Luar Biasa) bisa. Kita belum. Sabar dulu, sabar dulu,” katanya, Selasa (10/8/2021).

Meski begitu, pihaknya menegaskan sudah menyiapkan rencana dengan mempertimbangkan perkembangan terakhir. Jika PPKM tidak diperpanjang dan leveling di daerah bisa turun, Ganjar baru akan menggelar uji coba.

Ya tidak langsung, kita uji coba dulu. Misalnya satu kelas siswanya 30 saja. Perkenalan dulu antarsiswa. Belajarnya dua jam-dua jam, dan sehari dibagi tiga sif. Mungkin itu masih manageable. Saya sudah perintahkan Dinas Pendidikan memantau dan mempersiapkan itu,” jelasnya.

Selain sekolah, Ganjar juga masih belum akan membuka tempat-tempat pariwisata. Dinas Pariwisata juga telah diminta untuk memantau dan mempersiapkannya.”Sama, kalau perlu kita uji coba dulu di beberapa titik. Dengan cara misalnya pembelian tiket online, syarat ketat bagi wisatawan, jam kunjungannya dibatasi,” paparnya.

Dikatakan, uji coba itu penting agar jika nantinya sudah dibuka, maka mereka bisa mengelola dengan metode yang lebih terkontrol. “Sehingga kalau terjadi sesuatu, pengendaliannya bisa lebih mudah,” katanya.

Terpisah, Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah mencatat mayoritas penduduk Jateng dari 42.303 responden merasa sangat jenuh berdiam diri di rumah selama PPKM. Sebanyak 57,8 persen berasal dari kota, dan 63 persen dari penduduk kabupaten.

Kepala BPS Jateng  Sentot Bangun Widoyono mengakui, jumlah penduduk yang bepergian ke luar rumah selama PPKM memang turun. Sebelum diberlakukan PPKM, kegiatan di luar rumah tercatat sebanyak 40,1 persen. Sedangkan saat PPKM menurun hingga 16, 4 persen saja.

“Banyak yang mengisi kegiatan selama pembatasan dengan mengurangi mobilitas ke luar. Seperti berkomunikasi secara daring, memperbanyak ibadah, berolahraga, dan menekuni hobi,” ujarnya kepada RADARSEMARANG.COM.

Semua itu dilakukan karena saat PPKM, masyarakat tak punya pilihan lain selain berdiam di rumah. Namun Sentot mencatat 9 persen responden masih berkegiatan di luar rumah. Yakni, mengunjungi teman atau berekreasi.

Dikatakan, masyarakat yang menjalani PPKM paling banyak mengharapkan bantuan sembako agar tidak perlu keluar rumah selama pembatasan. Di samping itu soal presentase ketaatan pada protokol kesehatan (prokes) masyarakat kota cenderung lebih tertib. Hal tersebut didorong kesadaran dan tingginya mobilitas di kota.

“Orang yang sudah vaksin justru kebanyakan taat prokes, soalnya mereka vaksin karena memang merasa butuh untuk kesehatannya sendiri,” ucapnya.

Adapun 29 persen masyarakat yang belum vaksin di Jateng saat ini masih kesulitan mencari tempat vaksin. Karena di beberapa daerah stok sempat habis dan lokasi vaksin ditutup sementara. Sementara itu, 36 persen mengaku tidak mau divaksin dengan alasan lain.“Masih ada yang khawatir dengan efek samping atau tidak percaya efektivitas vaksin,” tutupnya. (ida/taf/aro)

 


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya