RADARSEMARANG.COM, Semarang – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengapresiasi keberanian anak remaja yang lantang menentang pernikahan usia anak pada Expo Jo Kawin Bocah. Ia memberi hadiah satu unit laptop untuk Jeje, remaja asal Solo agar lebih produktif membuat konten kreatif guna pencegahan perkawinan anak.
“Kamu saya kasih laptop untuk membuat konten Jo Kawin Bocah yang lebih bagus,” tuturnya kepada Jeje.
Keaktifannya bertanya dan keberaniannya menyuarakan pendapat diapresiasi oleh Ganjar. Ia spontan menyanggupi saat dinobatkan sebagai duta Jo Kawin Bocah. Talkshow tersebut begitu interaktif dan menarik hingga dipenuhi gelak tawa para peserta.
Ke depannya, Ganjar meminta Jeje dan duta dari organisasi anak lainnya untuk mengapanyekan program tersebut ke sesama remaja. Seperti Forum OSIS Kota Semarang, Forum Genre Kota Semarang, Forum Anak Jawa Tengah, dan Komunitas Difabel.
Expo Jo Kawin Bocah yang diinisiasi oleh DP3AP2KB Jawa Tengah digelar secara offline dan online. Forum online diadakan di lantai Gedung Gradika Bhakti Praja dengan protokol kesehatan ketat dan jumlah peserta terbatas. Narasumber dari berbagai unsur meramaikan talkshow interaktif tersebut. Termasuk di dalamnya perwakilan dari DP3AK2B, Unicef Indonesia, Ketua MUI Jawa Tengah, Seroja, dan lainnya.
Melihat angka pernikahan anak yang meningkat selama pandemi, beriringan dengan naiknya angka perceraian dan KDRT. Dalam perkawinan anak, pihak perempuan cenderung dirugikan. Seperti curhatan yang disampaikan oleh seorang ibu korban KDRT pada forum tersebut.
“Anak saya korban pernikahan anak, sekarang dia kabur dari rumah karena mungkin minder dengan teman-teman seusianya. Sekarang anaknya udah berusia empat tahun tinggal bersama saya,” papar sang ibu hampir meneteskan air mata.
“Anak saya waktu menikah umur 16 atau 17 tahun. Saya berpesan jangan kawin bocah. Walaupun terpaksa mengawinkan itu buntutnya tidak enak, terutama bagi orang tua pihak perempuan. Risikonya sampai bertahun-tahun,” imbuhnya.
Dengan diresmikannya care center Jo Kawin Bocah di kantor DP3AP2KB pemerintah berharap dapat mewadahi kebutuhan remaja yang menghadapi permasalahan penikahan anak. Baik yang belum menikah, maupun terlanjur menikah. (taf/zal)