RADARSEMARANG.COM, Semarang – Akses masuk Jawa Tengah dari Jawa Timur menjadi sorotan. Pasalnya, banyak bus berpenumpang tanpa disertai protokol kesehatan (prokes) bebas masuk ke wilayah Jateng. Direktorat Lalulintas Polda Jateng menemukan sedikitnya 29 bus berpenumpang tanpa disertai prokes masuk Terminal Wonogiri dari wilayah Jatim.
“Kemarin kita ada sedikit protes dengan wilayah Jawa Timur, di mana di Terminal Wonogiri terlalu banyak bus masuk yang penumpangnya tanpa menggunakan protokol kesehatan,” ungkap Dirlantas Polda Jateng Kombes Pol Rudy Syafirudin kepada RADARSEMARANG.COM, Senin (3/5/2021).
Dikatakan, ada sekitar 121 bus yang dicek penerapan protokol kesehatannya. Hasilnya, ada 28-29 bus yang tidak menerapkan protokol kesehatan. “Ada bus dari Jawa Timur dan Jawa Barat. Tapi kebanyakan dari Jawa Timur. Karena Wonogiri berbatasan dengan Pacitan, Jawa Timur,” jelasnya.
Dalam protesnya, Dirlantas menyampaikan supaya wilayah Jatim melakukan pengecekan terhadap seluruh penumpang bus terkait protokol kesehatan. Setelah dilakukan pengecekan menggunakan kesehatan, dan persyaratan administrasi sesuai instruksi Menteri Perhubungan baru diperbolehkan jalan. “Jangan sampai setelah di sini kita cek, tidak ada sama sekali (yang pakai protokol kesehatan, Red), berarti di sana diloloskan. Dua hari kemarin kita sudah layangkan protes,” tegasnya.
Pihaknya juga mendorong kepada instansi terkait, termasuk anggota kepolisian di daerah – daerah lain untuk selalu melakukan pengecekan di seluruh terminal di Jateng. Selain pengecekan protokol kesehatan, juga administrasi surat bebas Covid-19. Hal ini untuk mengantisipasi supaya tidak terjadi kecolongan adanya penumpang dari wilayah luar yang mengidap Covid 19.
“Jangan sampai kereta kita perketat, bandara kita perketat, bus malah kayaknya bebas. Semoga dinas terkait melihat dan mendengar. Jangan sampai Jateng ini menjadi sasaran terjadinya lonjakan Covid 19. Kita tidak mau,” tandasnya.
Pihaknya juga telah mendapat perintah dari Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi supaya mengambil tindakan tegas terhadap kendaraan yang masuk ke Jateng tanpa mematuhi protokol kesehatan. Hal ini dilakukan demi kebaikan bersama dalam mencegah dan mengantisipasi penularan Covid-19.
“Atas perintah Pak Kapolda apabila ditemukan seperti itu akan kita putarbalikkan semua. Termasuk satu bus kita balikkan. Daripada Jateng menjadi korban, kendaraan kita balikkan semua, termasuk travel-travel gelap,” tegasnya.
Rudy menambahkan, kepolisian telah melakukan pemantauan kendaraan-kendaraan dalam menghadapi lebaran 2021. Selain pemantauan protokol kesehatan, juga akan melakukan pengetatan dan penyekatan wilayah di berbagai akses masuk Jateng, termasuk di jalan tol wilayah Jateng.
“Penyekatan tetap 14 (lokasi) ditambah 131 Pospam. Tapi Pospam ada yang berubah jadi penyekatan. Jadi, penyekatan kita bukan hanya 14 tapi 71 penyekatan di dalam kota,” bebernya.
Sementara itu, larangan mudik bagi semua lapisan masyarakat di Jateng, ternyata tidak hanya bertujuan untuk meminimalkan persebaran Covid-19. Namun ada hal lain, yakni lintas jalur pemudik yang kondisinya rawan bencana.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jateng Sujarwanto Dwiatmoko menegaskan, jika beberapa titik yang biasanya dilalui pemudik memiliki risiko bencana tinggi. “Risiko bencana tanah longsor selama peralihan musim ini sudah diprediksi muncul di beberapa daerah,” kata Sujarwanto Dwiatmoko kepada RADARSEMARANG.COM, Senin (3/5/2021).
Ia mengungkapkan, dari data Dinas ESDM Jateng, risiko tanah longsor terjadi di area pegunungan tengah. Mencakup wilayah Kabupaten Banjarnegara, Wonosobo, Temanggung dan sekitarnya. “Masih ada kerawanan tanah longsor yang terjadi di kawasan pegunungan tengah,” terangnya.
Karena itu, ia meminta masyarakat untuk menahan diri dengan tidak mudik atas kondisi ataupun risiko di jalur daerah tersebut. Hal itu juga untuk para pengguna jalan yang berasal dari luar daerah Jateng. “Kita minta pengguna jalan, terutama dari luar provinsi supaya meningkatkan kewaspadaan saat lewat di jalan-jalan yang berbatasan dengan tebing pegunungan,” katanya.
Ia menuturkan, saat ini jalur mudik yang rawan longsor juga terpantau di sepanjang ruas Banjarmangu sampai Pekalongan. Juga dua ruas jalan di Bumiayu, Kabupaten Brebes. Pihaknya menyatakan beberapa titik jalan raya Bumiayu dan Banjarmangu mengalami retakan tanah. Sehingga berpotensi ambrol ketika hujan lebat mengguyur wilayah tersebut. “Tapi dari hasil pemetaan wilayah yang kita lakukan, kondisinya belum terlalu mengkhawatirkan,” katanya.
Menurutnya, jalur tersebut kerap dilewati pemudik dari wilayah luar Jateng. Khususnya dari Jabar ataupun DKI Jakarta. “Sebelum pandemi, jalur itu masuk kategori favorit dilewati pemudik,” ujarnya.
Di sisi lain, jumlah warga yang masuk Kota Semarang menyentuh angka 224 orang. Khusus Senin (3/5/2021), ada 16 orang dari luar kota masuk ke ibu kota Jateng ini.
Dari data siagacorona hingga pukul 18.00, jumlah pendatang yang masuk Kota Semarang dan telah mengisi aplikasi Sidatang sebanyak 16 orang. Sedangkan total data pendatang yang sudah masuk Kota Semarang maupun transit hingga saat ini sudah mencapai 224 pendatang
“Pendatang sudah mulai masuk Kota Semarang. Kami dari Dinas Kesehatan bersama Pemkot Semarang mendata para pendatang dengan menggunakan aplikasi Sidatang. Harapannya, dari bandara, stasiun, pelabuhan, maupun darat bisa secara sadar melakukan input data ke aplikasi Sidatang,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, M. Abdul Hakam, Senin (3/5/2021).
Pemkot, kata dia, juga akan berkoordinasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk mendata penumpang yang masuk ke kota Semarang dengan mengisi Electronic-Health Alert Card (e-HAC) yang terintegrasi dengan aplikasi Sidatang.
“e-HAC ini seperti kartu kesehatan untuk para pendatang. Harapannya, dengan sudah mengisi data di situ kita sinkronkan dengan aplikasi Sidatang, kemudian akan dikirimi WhatsApp Blast, dan kita bisa lakukan tracking secara digital. Terkait dengan kondisi yang bersangkutan, dan kita ingatkan untuk melakukan karantina lima hari,” jelasnya. (mha/ewb/den/aro)