RADARSEMARANG.COM, Demak – Proyek tol Demak-Semarang seksi II Desa Sidogemah, Kecamatan Sayung terus dikebut. Sejauh ini persoalan pembebasan lahan masih menjadi kendala. Sehingga perlu adanya sosialisasi yang intens dari pengelola proyek dengan masyarakat setempat.
Pembangunan tol Semarang – Demak seksi II ini ditargetkan oleh Kementerian PUPR rampung pada Juni 2022. Saat ini, progres pembangunan sudah mencapai 30,53 persen untuk pembebasan lahan, dan 10,56 persen untuk fisik.
Selasa (26/1/2021) kemarin, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meninjau langsung lokasi pembangunan di Sayung, Demak. Ganjar menyampaikan, pembangunan jalan tol Demak-Semarang dengan desain tanggul laut merupakan bentuk ikhtiar dalam rangka mencari solusi terkait formula infrastruktur transportasi sekaligus mengelola air dan mengendalikan banjir.
“Kalau ada permasalahan, maka kita bantu untuk diselesaikan. Apalagi, jalan tol ini untuk masa depan masyarakat,”katanya kepada RADARSEMARANG.COM.
Menurutnya, desain tidak begitu saja dibuat. Karena itu, desain tetap memenuhi aspek dan fungsi sebagai pengendali banjir, pengelolaan air, maupun sebagai sumber air masyarakat.
“Untuk pembangunan masih on progress. Kita sudah koordinasi dengan Menteri PUPR, dan rasanya tidak ada kesulitan,”ujarnya.
Terkait dengan pembebasan lahan terus diupayakan, dan dibantu Pemkab Demak, Badan Pertanan Nasional (BPN), PUPR, Bina Marga dan lainnya. Sedangkan, lahan tol yang tenggelam karena air laut diurus oleh BPN. “Untuk lahan yang kena air laut dan hilang, tentu yang tahu status hukumnya adalah BPN,”katanya.
Humas PT Wijaya Karya (Wika) untuk tol seksi II Sidogemah Tjutjuk Ermawanto menyampaikan, kendala pembangunan saat ini adalah masih adanya lahan yang belum terbebaskan. Lahan yang belum bebas di antaranya yang ada di atas tanah pengairan 45 rumah, tepatnya di bantaran Sungai Suluh. Kemudian, 25 rumah di Sungai Kemis. Ada pula tanah TKD (tanah kas desa) dan tanah wakaf.
Berdasarkan data yang ada, pembebasan lahan tol khusus di wilayah Desa Sidogemah baru 19,92 persen (390 petak seluas 69,982 meter persegi). Kemudian, 20,09 persen (83 petak seluas 70,563 meter persegi) masih dalam proses appraisal. Sedangkan 59,99 persen (142 petak dengan luas 210,704 meter persegi) masih belum bebas.
“Untuk progres pekerjaan seksi II Sidogemah, seperti timbunan tanah biasa mencapai 33,67 persen. Kemudian, penyediaan tiang pancang tipe A 88,31 persen, penyediaan tiang pancang tipe B 81,03 persen,”bebernya.
Untuk pemancangan tiang pancang sendiri ukuran 60 cm mencapai 23,70 persen, pemasangan slab precast 61,93 persen, pemasangan gelagar girder 38,96 persen, dan jembatan bentang masih 0 persen.
Konsultan Perencana Prof Imam menambahkan, kendala lahan dalam pengerjaan jalan tol di Sidogemah di antaranya adalah tanah yang terendam air. Juga ada genangan rob. Untuk mengatasi tumpukan air di sisi selatan diupayakan dilakukan penyedotan. “Dari dulunya sudah ada banjir. Jadi, bukan karena jalan tol,”ujarnya.
Seperti diketahui, Jalan Tol Semarang-Demak dikerjakan dengan skema Kerja Sama Badan Usaha dengan Pemerintah (KPBU). Jalan tol ini terbagi menjadi dua seksi. Seksi I yakni Semarang-Sayung sepanjang 10,69 km, dan seksi II Sayung-Demak sepanjang 16,31 km. (hib/ewb/aro)