RADARSEMARANG.COM, Semarang – Dinilai sukses dalam simulasi pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka, jumlah sekolah yang akan melakukan pembelajaran model itu akan terus ditambah. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jateng saat ini mempersiapkan 13 wilayah lagi untuk melaksanakan KBM tatap muka.
Kabid Pembinaan SMA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jateng Syamsudin Isnaini mengatakan, dari 13 wilayah itu, disiapkan masing-masing dua sekolah SMA/SMK untuk pelaksanaan KBM tatap muka.
“Kalau berjalan dengan baik, target kita nanti di Januari 2021 masing-masing daerah di Jateng sudah ada sekolah yang melaksanakan KBM tatap muka,” kata Syamsudin kepada RADARSEMARANG.COM, Kamis (8/10/2020).
Seperti diketahui, sampai Oktober ini, kegiatan KBM tatap muka di sekolah baru dilaksanakan di tujuh sekolah yang tersebar di tiga kabupaten/kota. Tiga daerah tersebut yakni Wonosobo, Temanggung, dan Tegal. Hasil evaluasi pelaksanaan KBM di tiga wilayah itu menunjukkan 97 persen orang tua dari anak di masing-masing sekolah tersebut mendukung.
Sementara untuk penerapan protokol kesehatan, lanjut dia, sudah 95 persen dilaksanakan dengan baik. “Kami juga mengecek bagaimana interaksi komunikasi antara orang tua dan guru pada saat mempersiapkan tatap muka,” tuturnya.
Karena evaluasi menunjukkan hasil yang positif, tiga wilayah itu akan ditambah 13 wilayah lagi. Namun ia belum membeberkan 13 daerah yang ia maksud.
Dikatakannya, pelaksanaan simulasi KBM tatap muka di tujuh sekolah tersebut melalui protokol kesehatan (prokes) yang ketat. “Simulasi kami lakukan selama dua minggu sampai sekarang,” katanya.
Ia berpesan kepada sekolah yang ada di 13 wilayah yang akan dibuka KBM tatap muka untuk mempersiapkan diri. Antara lain, menyiapkan tiga rombongan belajar (rombel) dalam satu hari ketika KBM.
Sejauh ini, sekolah-sekolah di 13 wilayah tersebut sebelum benar-benar melakukan KBM tatap muka sudah diundang dan diperiksa oleh Disdikbud Jateng. Terkait dengan izin orang tua siswa untuk melaksanakan KMB tatap muka.
“Juga sudah kita cek jarak antara rumah dan sekolah masing-masing siswa. Juga ketika ke sekolah, siswa menggunakan kendaraan apa?” tuturnya.
Hal itu dilakukan dalam rangka pengawasan siswa di sekolah itu sendiri.“Kita cek naik kendaraan apa? Kalau kendaraan umum, tidak boleh. Yang boleh kendaraan pribadi atau diantar orang tua guna menjaga kesehatan,” katanya.
Pihaknya juga melihat keefektifan KBM tatap muka selama dua pekan, setelah hampir tujuh bulan tidak dilakukan tatap muka. Hasilnya, baru 70 persen. Hal itu disampaikan anak-anak baru dalam tahap penyelesaian ditambah KBM hanya 3-4 jam dalam sehari.
“KBM tatap muka setelah sekian lama memang memberi pengalaman baru kepada anak-anak dengan pembelajaran sebelumnya. Mereka 98 persen paham dengan new normal,” ujarnya. (ewb/aro/bas)