RADARSEMARANG.COM, Semarang – Ribuan mahasiswa menggelar aksi menolak pengesahan RUU Cipta Kerja atau biasa disebut Omnibus Law. Mereka berbondong-bondong mendatangi Kantor DPRD Jawa Tengah untuk menyampaikan aspirasi.
Massa yang berasal dari berbagai universitas di Semarang seperti Universitas Diponegoro, Universitas Negeri Semarang, Univesitas Sultan Agung, Politeknik Negeri Semarang, Universitas Islam Negeri Walisongo dan lainnya tiba di rumah rakyat sekitar pukul 12.00 WIB.
Sebelum masa berkumpul lebih besar, Polrestabes Semarang sempat menyampaikan imbauan agar massa dapat berjalan tertib. Dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan seperti jaga jarak, cuci tangan dan tak lupa menggunakan masker. 10 menit pertama demo masih berjalan tertib.
Namun semakin lama mahasiswa terus memaksa masuk dan menemui pimpinan DPRD Jawa Tengah. Bahkan mulai berani merangsak. Hingga pada pukul 12.20 mereka berhasil merobohkan gerbang DPRD Jawa Tengah.
Aparat Kepolisian pun langsung memperketat lapisan pengamanan. Bahkan menyiapkan mobil water canon. Melihat polisi telah menyiapkan water conon, massa pun mulai melunak. Dan berjanji melakukan aksi damai. Mereka tidak kembali merangsak dan hanya menyaurakan pendapat diatas gerbang yang roboh.”Kami melaksanakan aksi damai. Kami hanya minta pimpinan DPRD turun menemui kami,” ujar Abi, koordinator mahasiswa.
Merasa terus dipanggil dan tidak mau situasi memanas, Wakil Bapemperda DPRD Jateng, Bambang Eko Purnowo pun datang menemui mahasiswa. Ia meminta mahasiswa tenang dan menyampaikan aspirasi dengan damai.
Bambang pun mendengarkan keluhan mahasiswa yang merasa kecewa dengan DPR dan Pemerintah. Kerena terus melakukan pembahasan mengenai omnibus law. Meskipun mendapat pertentangan dan dinilai merugikan masyarakat Indonesia khususnya para buruh.
“Kami kecewa pak kenapa pembahasan omnibus law ini dilakukan di saat pandemi seperti ini dan disahkan tengah malam. Bagaimana kita tidak curiga soal proses pembuatannya” ujar Abi ketika menyampaikan aspirasi ke Bambang Eko.
Dirinya yang mewakili mahasiswa meminta DPRD dapat menyampaikan aspirasinya ke presiden agar dapat membatalkan Omnibus Law ini.”Tolong sampaikan ke pak Presiden dan DPR bahwa kita menolak Omnibus Law,” lanjutnya. (akm/bas)