RADARSEMARANG.COM, Semarang – Sektor pertanian buah lokal kembali bergeliat di Jateng. Permintaan benih untuk tanaman tersebut lumayan tinggi, meski di tengah pandemi Covid-19 dan musim kemarau yang panjang. Ini bisa menjadi potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) baru.
“Saat mengunjungi Kebun Benih Hortikultura Kantosari Demak, kami melihat permintaan benih jambu air dan belimbing justru naik saat pandemi Covid-19,” kata Anggota Komisi C DPRD Jateng RR Maria Tri Mangesti.
Menurutnya, perlu optimalisasi di sektor tersebut guna mendongkrak PAD Jateng. Pasalnya pertanian buah lokal lebih mudah dilakukan ketimbang buah impor. Terutama untuk meraup pendapatan. Mengingat untuk mendapatkan benih, perawatan tanam dan pemasaran, buahnya relatif dapat dilakukan oleh masyarakat Jateng sendiri. “Ya ini terus kami dorong. Kalau bisa trennya positif, pertanian buah lokal dapat tetap bertahan sampai akhir tahun nanti,” lanjutnya.
Sementara itu, berdasarkan data Dinas Pertanian dan Perkebunan Jateng, ketersediaan bibit buah lokal di beberapa Kebun Buah Holtikultura masih banyak pada akhir September. Untuk mangga, KBH Sidokerto, Pati, masih ada stok 1.209 benih varietas garifta merah, 585 benih garifta oranye dan 2.297 benih Arumanis 143. Sementara KBH Bulu, Rembang, memiliki stok varietas Arumanis 143 sebanyak 1.000 benih.
Untuk durian, KBH Sumurjurang, Semarang, masih memiliki stok 420 benih varietas matahari dan 31 benih petruk. Untuk rambutan, KBH Karanggeneng, Semarang, memiliki stok varietas binjai sebanyak 172 benih. Dan KBH Katonsari, Demak, memiliki stok benih jambu air varietas deli hijau sebanyak 550 buah, belimbing sebanyak delapan benih varietas kapur, kunir.
Kepala Balai Benih Tanaman Pangan dan Holtikutura (B2TPH) Wilayah Semarang Rini Budiningsih menuturkan, beberapa waktu terakhir permintaan bibit buah lokal memang meningkat. Terutama untuk jenis yang tahan kemarau seperti belimbing dan jambu air. Pihaknya berupaya agar dapat terus menjadi ketersediaan benih buah lokal, guna mengimbangi permintaan masyarakat yang mulai meninggi. “Karena kemarau ini, benih jambu air dan belimbing jadi primadona. Peningkatan permintaan yang ada bahkan cukup signifikan,” pungkasnya. (akm/ida/bas)