RADARSEMARANG.COM – Tiga kepala daerah petahana ini ‘gagal’ maju lagi dalam Pilkada serentak 9 Desember mendatang. Padahal ketiganya masih menjabat satu periode. Praktis, ketiganya tinggal menyelesaikan masa jabatannya hingga Februari 2021 mendatang.
Bupati Kendal petahana Mirna Annisa harus berlapang dada. Sabtu (5/9/2020) lalu, ia dipastikan gagal maju pada kontestasi politik di Pilkada Kendal. Tak ada parpol yang mengusungnya untuk berlaga dalam Pilkada 9 Desember mendatang. Praktis, impiannya bisa menjabat Bupati Kendal dua periode harus dikubur dalam-dalam.
Sejumlah parpol yang awalnya mendukungnya, seperti Partai Gerindra justru menjatuhkan dukungan kepada Cabup PKB Ustadz Ali Nurudin yang berpasangan dengan Yekti Handayani dari Partai Nasdem. Meski begitu, orang nomor satu di Kendal itu mengaku legawa.
Menurutnya, politik memang dinamis. Terlebih sekarang pasangan calon yang akan berlaga di pilkada itu penentuannya di pusat, yakni DPP parpol. Sehingga meski dukungan masyarakat kepada dirinya masih tinggi, tapi rekomendasi parpol berkehendak lain.
“Tidak masalah, terpenting saya selama memimpin sudah mampu mewujudkan amanah rakyat. Dalam hal pembangunan jalan, peningkatan layanan kesehatan, peningkatan kesejahteraan ASN, guru, diniyah, dan sebagainya,” tandas bupati kelahiran Surabaya, 22 Oktober 1981 ini.
Perihal kepemimpinannya, ia tetap akan meneruskan sampai akhir. “Saya masih melanjutkan sampai 2021. Waktu yang ada ini akan saya manfaatkan secara maksimal untuk Kendal dan masyarakat Kendal,” tuturnya.
Terhadap kondisi Kendal saat ini, menurutnya, jauh lebih baik dari sebelumnya. Makanya, ia berharap agar bupati nantinya tidak hanya meneruskan saja, melainkan memiliki inovasi untuk memajukan Kendal yang lebih baik dari dirinya.
“Tidak ada kalimat lain, rakyat dan wilayah Kendal ini, jika sudah jadi bupati, haruslah di nomor satukan ketimbang lainnya. Bahkan itu keluarga, teman, kelompok, dan semuanya. Artinya, kepentingan rakyat itu harus dikedepankan,” tandasnya.
Mengenai sikap politiknya di Pilkada ini, ia sudah meminta kepada relawan, pendukung, dan simpatisannya untuk legawa. Ia meminta kepada relawannya untuk tetap mewarnai Pilkada Kendal 2020.
“Jangan sampai yang terpilih adalah orang yang memiliki iktikad buruk. Yang hanya mencari keuntungan diri, keluarga, kelompok, dan segelintir elite saja. Kendal akan menjadi sorotan nasional, dan inilah yang harus diwaspadai,” katanya.
Mirna sangat berharap, dalam Pilkada nantinya yang terpilih adalah calon asli warga Kendal. Tujuannya, rasa memiliki Kendal akan lebih besar ketimbang yang bukan asli Kendal. “Selain itu, memahami potensi dan keinginan warga Kendal,” ujarnya.
Kepala daerah petahana yang gagal nyalon lagi adalah Wali Kota Pekalongan H Saelany Mahfudz. Ia juga tidak mendapat tiket dalam Pilkada mendatang. PKB yang dulu mengusungnya, kali ini justru mengusung pasangan Balgis Diab dan Moch Mahrus Abdullah berkoalisi dengan Partai Golkar. Padahal saat ini Saelany menjabat Ketua DPC PKB Kota Pekalongan. Praktis, Saelany tinggal menyelesaikan masa tugasnya sebagai Wali Kota Pekalongan hingga 2021 mendatang.
Ia mengaku, setelah tidak jadi wali kota akan kembali terjun ke bisnis dan lebih dekat dengan keluarga. “(Saya menjabat) Sampai Februari 2021, mudah-mudahan lancar dan husnul khotimah,” katanya saat ditemui RADARSEMARANG.COM di sela kesibukannya, Minggu (6/9/2020).
Saelany berpesan kepada pemimpin Kota Pekalongan mendatang, agar program-program pemerintah saat ini yang belum selesai bisa dilanjutkan. Ia juga berharap kepala daerah yang baru nanti mempertahankan sebagai kota religius, aman, tenteram, rahat yang khas dengan sarung batik sebagai pakaian resmi pemerintahan, setiap hari Jumat. “Saya titip budaya sarung tetap dipertahankan,” ujarnya.
Selain itu, ia berharap ada pengembangan budaya, ekonomi, dan penanganan rob melalui pembangunan pintu air raksasa. Juga melanjutkan program nasional yang dibiayai dana APBN. Seperti Pelabuhan Onshore dan kawasan wisata air.
Selepas pensiun sebagai wali kota nanti, Saelany mengaku sudah banyak pekerjaan menunggu. Termasuk mengelola biro haji dan umrah PT Albaika, serta Kopena. Juga ada perusahaan rice mill yang akan diaktifkan kembali untuk membantu para petani di Kabupaten Pekalongan.
Meski demikian, dirinya tetap menaati apa yang diminta keluarga. Karena faktor usia, keluarga menginginkan dirinya pensiunan total dari aktivitas berat. “Insya Allah di usia saya ke-65, akan tetap produktif,” tandasnya.
HM Natsir: Saya Istirahat, Tidak Ikut Royokan Daftar
SEJAK awal, Bupati Demak HM Natsir ingin beristirahat. Ia tidak ikut mendaftarkan diri lagi dalam Pilkada 2020 mendatang. Kini, Natsir hanya fokus menyelesaikan sisa masa jabatan sebagai Bupati Demak hingga ada pelantikan bupati baru hasil Pilkada 2020 nanti.
“Untuk kali ini, saya memang lebih baik istirahat lebih dulu,”katanya saat ditemui RADARSEMARANG.COM usai sidang paripurna di DPRD Demak, Jumat malam (4/9) lalu.
Dia menambahkan, sejak pensiun dari Aparatur Sipil Negara (ASN) di Dinas Pendidikan Kabupaten Demak dulu, ia sebetulnya sudah memiliki rencana untuk menikmati masa pensiunnya tersebut.
“Namun, karena diajak teman-teman (untuk nyalon bupati) ya saya ikuti. Kita lakukan. Dan, ajakan teman-teman itu sudah saya lakukan. Untuk (Pilkada) sekarang ini, saya lebih baik istirahat dulu. Tidak perlu royokan daftar,”ungkap Natsir.
Seperti diketahui, saat itu, Natsir berpasangan dengan Joko Sutanto sebagai wakil bupati. Kini, Joko Sutanto menjadi calon wakil bupati lagi mendampingi Cabup Eistianah.
Bupati Natsir menambahkan, dirinya hanya mengharapkan, program kerja Pemkab Demak selama ia pimpin pada saatnya nanti dapat dilanjutkan oleh penerusnya. Mana yang belum terlaksana dan mana yang sudah dijalani. Jika perlu, ditambah yang lebih baik lagi.
Meski demikian, pihaknya meyakini semua program telah terlaksana sesuai visi dan misi yang telah ditetapkan dulu. Kalaupun ada yang belum diselesaikan akhir-akhir ini lantaran ada gangguan persebaran virus Covid-19. Faktor alam itu dampaknya luar biasa. Karena pembangunan terhenti. Jika tidak ada korona, kata bupati, target pembangunan 2020 ini bisa tuntas, termasuk mengatasi bencana rob di pesisir Demak.
“Yang jelas, kita bekerja di Kabupaten Demak ini tidak harus menjadi bupati. Di bidang yang lain di mana kita bisa membantu bersama-sama untuk Demak itu juga lebih baik,”katanya.
Seperti diketahui, hingga penutupan pendaftaran tadi malam, hanya dua pasangan calon yang akan berlaga dalam Pilkada Demak. Yakni, paslon Mugiyono-Muhammad Badruddin Ma’shum (Mugi-Hebad) dan paslon Eistianah-Joko Sutanto (Eisti-Jos). Mugi-Hebad diusung Partai Gerindra dan Nasdem. Sedangkan Eisti-Jos diusung PDIP, PKB, Partai Golkar, PPP, Partai Demokrat dan PAN. (bud/han/ hib/aro)