26 C
Semarang
Monday, 16 June 2025

Kurikulum Masa Pandemi Harusnya Disederhanakan

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Banyaknya keluhan orang tua siswa, membuat Gubernur Jateng Ganjar Pranowo berinisiatif untuk menyederhanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) selama pandemi. Salah satunya dengan mengurangi tugas-tugas dari guru kepada siswa.

“Semestinya ada penyesuaian pola pendidikan agar siswa tetap bisa belajar dengan optimal,” kata Ganjar, Kamis (20/8/2020).

Kehadiran kurikulum darurat di masa pandemi Covid-19 ini, lanjutnya, sangat diperlukan oleh peserta didik. “Maka mestinya kurikulumnya juga dibedakan karena kondisi ini,” ujarnya.

Seperti diketahui, meski pembelajaran menggunakan sistem daring, kurikulum yang diterapkan juga masih seperti pada saat sebelum ada pandemi.

Diakui, banyak siswa yang terbebani oleh banyaknya tugas sekolah selama pandemi. Orang tua pun kesulitan dalam membimbing anak. Kebutuhan internet untuk menunjang model pembelajaran daring juga dikeluhkan para orang tua.

Karenanya, pihaknya sudah mengambil inisiatif untuk menyederhanakan pola pendidikan bagi siswa di Jateng. Sebab, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) hingga kini belum meluncurkan kurikulum darurat yang dibutuhkan.“Saya ambil kebijakan saja, izin yang di Jawa Tengah tidak usahlah pelajaran yang rutin-rutin itu. Ajari saja budi pekerti dan karakter, udah itu saja,” katanya.

Terkait pelaksanaannya, Ganjar hanya meminta pembelajaran dibentuk secara kreatif. Hal ini agar siswa tidak merasa bosan dan mau belajar di masa sulit ini. “Kalau disuruh buat prakarya ya keluarlah dia. Kasihan anak ini, keluar sambil jajan sambil beli materi, ya enggak bisa,” katanya.

Terpisah, Dewan Pimpinan PGRI Jateng Sudharto juga mengatakan hal yang sama. Menurutnya, tugas dalam pembelajaran selama pandemi seharusnya tidak membebani siswa.“Memang jangan sampai membebani siswa, apalagi kondisi pembelajaran tatap muka dan daring kan berbeda, pemahaman juga berbeda,” ujar Sudharto.

Karenanya, perlu langkah strategis untuk menjembatani kondisi saat ini. Langkah tersebut sebagai jalan tengah antara pelaksanaan kurikulum dan beban siswa dalam mengikuti pembelajaran.

“Saya kira, kalau pembelajaran hanya berdasarkan penugasan saja, maka siswa bisa terbebani,” katanya. (ewb/aro/bas)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya