RADARSEMARANG.COM, Semarang – Tim khusus yang bertugas untuk mengawal persiapan kegiatan belajar mengajar (KBM) secara tatap muka di sekolah mulai dibentuk. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jateng sebagai leading sector pembuatan tim tersebut menyebutkan jika pembelajaran sistem tatap muka akan mulai diselenggarakan dalam waktu dekat.
“Ini menindaklanjuti Instruksi Gubernur Nomor 2/2020 tentang pedoman bagi masyarakat untuk pemulihan dari bencana Covid- 9,” ujar Plt Kepala Disdikbud Jateng Padmaningrum, Rabu (19/8/2020).
Tim tersebut bernama Tim Persiapan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Satuan Pendidikan sesuai Kebiasaan Baru (TP3SPKB). Tim ini dibentuk di tingkat provinsi dan cabang dinas untuk mengawal persiapan pembukaan sekolah. Nantinya tim juga bertugas memberi masukan dan pertimbangan kepada Disdikbud Jateng untuk pembukaan satuan pendidikan sesuai protokol kesehatan.
“Kita sudah membuat petunjuk teknisnya, termasuk ketentuan satuan pendidikan yang akan membuka sekolah,” katanya.
Mengenai penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk pembelian paket kuota, menurut Padmaningrum, BOS merupakan bantuan operasional sekolah dari pemerintah yang penggunaannya diatur oleh menteri melalui Permendikbud.
Secara normatif pengaturan dari Kemdikbud dapat langsung dijadikan acuan dalam pelaksanaannya, sehingga akan lebih efektif.
Dikatakan, biaya kuota internet untuk pembelajaran jarak jauh sudah diatur dalam Permendikbud Nomor 19 Tahun 2020, yakni diperbolehkan menggunakan dana BOS. Namun, untuk besarannya disesuaikan dengan kemampuan sekolah masing-masing.
“Memang diperbolehkan menggunakan dana BOS untuk pembelian kuota internet bagi siswa dan guru dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh,” ujarnya.
Meski begitu, ia menegaskan dalam kondisi saat ini BOS tidak hanya diperuntukkan membeli kuota internet saja. “Ada peruntukan dana BOS yang lain sesuai aturannya,” tuturnya.
Sejauh ini, lanjut dia, memang belum ada sumber anggaran khusus yang lain untuk pembelian kuota internet sebagai sarana pembelajaran jarak jauh. “Belum ada anggaran lain. Tapi masih kita musyawarahkan untuk mencari solusi-solusi,” katanya.
Terkait kendala yang dihadapai siswa yang berada di lokasi sulit akses internet, ia mengambil langkah guru kunjung, yakni guru mengunjungi siswa untuk memberikan pembelajaran. Atau bisa mengirim materi pelajaran ke siswa dan tugas. Kemudian dikirim ke guru jika sudah selesai. “Memang ada daerah yang susah sinyal. Tapi kami berupaya proses pembelajaran tetap bisa dilakukan,” ujarnya.
Kebijakan pembelajaran sistem tatap muka saat ini masih menjadi pro dan kontra. Beberapa anggota DPRD Jateng ikut angkat bicara mengenai hal itu.
Anggota Komisi E DPRD Jateng Yudi Indras Weindarto berharap jika kebijakan pembelajaran sistem tatap muka jangan terburu-buru untuk diterapkan. Pasalnya, munculnya klaster baru di sekolah, yaitu di Kabupaten Pati dan Tegal seharusnya menjadi pertimbangan penerapan sistem pembelajaran tersebut.
“Jangan terburu-buru karena sudah muncul klaster baru di sekolah,” ujar politisi Partai Gerindra ini.
Menurutnya, saat ini pembelajaran yang paling tepat masih model daring. (ewb/aro/bas)