30 C
Semarang
Saturday, 5 April 2025

Cegah Persebaran Virus Flu Babi Jenis Baru

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Jateng berupaya mencegah virus flu babi jenis baru (ASF G4) masuk dan beredar di Jateng. Dengan memaksimalkan pemanfaatan hasil peternakan babi lokal.

Kepala Disnakeswan Jateng Lalu Muhammad Syafriadi menuturkan, saat ini dunia sedang digemparkan dengan virus flu babi (African Swan Flu/ASF) jenis baru bergenotype 4 (G4) yang mulai mewabah di China. Dan WHO menyatakan virus tersebut berpotensi menjadi pandemi baru seperti halnya covid-19. Agar tidak masuk ke Jateng, pihaknya melakukan pengetatan arus lalu lintas perdagangan babi. Kalau ada babi yang masuk ke Jateng, harus dipastikan dalam keadaan sehat dan tidak terpapar virus tersebut.

“Virus flu babi kedua ini sangat berbahaya. Karena bisa mengancam nyawa manusia. Makanya perlu dihindari agar tidak masuk Jateng,” ujarnya

Selain itu, pihaknya telah menginstruksikan para peternak babi agar melakukan pembersihan secara intensif terhadap segala hal yang digunakan dalam peternakan. Baik kandang, peralatan, makanan dan lainnya. Untuk kandang pihaknya mewajibkan para peternak untuk menyemprot desinfektan agar semua virus mati.

Sedangkan untuk makanan, pihaknya mengimbau agar babi diberi pakan yang sehat dan bersih. Bukan dari sisa restoran atau hotel yang sudah tidak layak konsumsi. “Memberikan makanan sehat, maka babi lokal bisa dipastikan lebih sehat dan baik,” katanya.

Imbasnya, kata Lalu, sementara waktu ini, produk lokal dapat dijadikan alternatif untuk memenuhi kebutuhan babi di Jateng. Daripada mengambil dari provinsi lain yang belum jelas kesehatannya.

“Saya imbau peternak babi di Karanganyar, Solo Raya, Magelang, Ungaran, Tegal, Batang dan lainnya, sementara waktu tidak mengambil babi dari wilayah Bali dan Sumatera, khususnya Medan. Mengingat babi disana terindikasi membawa virus G4,” lanjutnya.

Meskipun beragam usaha pencegahan telah dilakukan, pihaknya tetap meminta masyarakat, khususnya konsumen daging babi untuk tetap waspada. Mengingat celah peredaran babi potong dari luar Jateng masih sangat rawan. Bahkan, Disnakeswan mengaku belum dapat melakukan pengawasan yang maksimal. Sebab daging babi yang terpotong di daerah lain lebih mudah masuk dan sulit dilakukan pemeriksaan.

“Para konsumen daging babi, lebih baik membeli daging lokal saja. Yang jelas terjamin keamanannya. Daripada membeli dari daerah lain, malah rawan tertular virus,” pungkasnya.

Sementara itu, Anggota Komisi B DPRD Jateng Mukafi Fadli meminta para peternak babi dapat menjaga kesehatan hewan ternaknya dan rutin melakukan pemeriksaan. “Sedangkan untuk pembeli, lebih baik berhati-hati. Pilihlah daging yang memang berasal dari pedagang yang sudah terpercaya agar terhindar dari berbagai penyakit yang berbahaya,” pungkasnya. (akm/ida/bas)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya