RADARSEMARANG.COM, Semarang – Kendaraan dari luar yang akan masuk ke wilayah Jawa Tengah terus meningkat. Hal ini diketahui dari hasil penyekatan kendaraan pemudik yang akan masuk ke wilayah Jateng dan dipaksa putar balik menjadi sebanyak 655 kendaraan.
Jumlah tersebut lebih banyak dari dua hari selama kegiatan operasi Ketupat Candi 2020 mulai tanggal 24-25 yang hanya berjumlah 463 kendaraan yang diminta untuk putar balik.
“Data Oprasi Ketupat Candi 2020 hari ke-3 mulai tgl 24 sampai dengan 26 April 2020, Polda Jateng dan jajaran telah melaksanakan penyekatan kendaraan pemudik yang akan masuk wilayah jawa tengah diarahkan Putar balik arah sebanyak 655 kendaraan,” ungkap Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Iskandar Fitriana Sutisna, kepada RADARSEMARANG.COM, Senin (27/4/2020) kemarin.
Jumlah tersebut dari Pintu Exit Tol Pejagan Kabupaten Brebes sebanyak 64 kendaraan. Terminal Kecipir Brebes sebanyak 80 kendaraan. Pos Mergo Cilacap sebanyak 60 kendaraan. Pos Patimuan Cilacap sebanyak 53 kendaraan. Pos Prambanan Klaten sebanyak 45 kendaraan. Pos Salam Magelang sebanyak 51 kendaraan. Pos Nambangan Wonogiri sebanyak 48 kendaraan. Pos Bagelan Purworejo sebanyak 20 kendaraan. Pos Tawang mangu sebanyak Karangaanyar sebanyak 24 kendaraan. Pos Jembatan Timbangan Rembang sebanyak 50 kendaraan. Pos Simpang 3 Ketapang Blora sebanyak 32 kendaraan. Pintu Exit Tol Kabupetan Sragen sebanyak 46 kendaraa dan Pos Sambung Macan Sragen sebanyak 42 kendaraan.
“Ini data sementara yg sudah terlaksana selama tiga hari operasi Ketupat Candi. Rincian jumlah 655 kendaraan sebanyak 421 kendaraan roda empat dan roda dua berjumlah 234 kendaraan,” terangnya.
Pada kegiatan Operasi Ketupat Candi 2020, jumlah personil Polda Jateng dan jajaran yang dilibatkan sebanyak 10.086 orang. Terkait jumlah 655 kendaraan yang diputar balikan tersebut mayoritas berasal dari Jakarta dan Bandung dan Surabaya.
“Dari 655 kendaraan tersebut, pemudik dari Jakarta dan Bandung penyekatan di exit tol Brebes ada 64 kendaraan. Kemudian pemudik darah arah Surabaya di exit tol kab Sragen sebanyak 46 kendaraan,” bebernya.
Kepolisian berharap, masyarakat mematuhi kebijakan pemerintah terkait larangan mudik tahun 2020 ini. Hal ini dilakukan untuk kepentingan keselamatan bersama dalam mengantisipasi penularan virus Covid 19.
Terpisah Kasatlantas Polrestabes Semarang, AKBP Yuswanto Ardi mengatakan juga telah melakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) diwilayah hukum Polrestabes Semarang. Menurutnya, kegiatan PKM ini lebih kepada pengaturan untuk meminimalisir kegiatan masyarakat di dalam Kota Semarang.
“Pembatasan Kegiatan Masyarakat ini seperti misalnya ketika kita melakukan himbauan atau patroli memberikan masker kepada kendaraan kendaraan yang belum menggunakan. Kemudian mengingatkan kepada orang untuk tidak berkerumun. Kemudian pada saat malam hari restoran dan kafe diperbolehkan sampai pukul 20.00 ,setelah itu dipersilahkan untuk melakukan layanan pesan antar,” lanjutnya.
Terkait kaitannya pemudik, Ardi membeberkan anggotanya juga telah menggelar razia diberbagai wilayah. Menurutnya, razia ini bukan untuk penindakan, melainkan memberikan himbauan. Pada kegiatan ini, sejumlah kendaraan juga diminta untuk putar balik karena mereka berasal dari luar wilayah Jateng.
“Kita juga melakukan razia menunjukan identitas tidak penindakan. Untuk pemudik yang kita putar balikkan sangat sedikit, terutama dari zona barat. Dengan diputar balikkan itu sudah sebuah tindakan. Jadi tidak perlu menambah tindakan yang lain,” tegasnya.
“Jumlah data, seperti kemarin kita memutar balikan hanya 21 kendaraan yang terdiri dari 18 kendaraan pribadi dan 3 bus selama 1 kali 24 jam, dan hasilnya tidak jauh berbeda yang sampai siang hari ini hanya 12 kendaraan saja. Itupun yang betul betul perjalannya masih jauh menuju ke Surabaya,” bebernya.
Kegiatan penyekatan kendaraan ini, kepolisian sebenarnya juga lebih mengintensifkan putar balik di wilayah Jateng di Brebes Pejagan. Sedangkan hasil pantauan di jalan tol dalam Kota Semarang maupun jalan tol antar kota yang melintas wilayah hukum Kota Besar Semarang relatif sepi.
“Hasil hitungan kita kemarin, kalau dibanding hari biasa saja tidak sampai 10 persen arus lalulintasnya, hanya berkisar dari delapan sampai sembilan persen. Apalagi dibandingkan dengan arus mudik. Tapi kalau menurut saya ini sebenarnya belum bisa dibilang arus mudik. Karena lebaran masih lama. Tapi karena banyak fenomena orang orang melakukan mudik mendahului maka jika ingin dianggap arus mudik sebenarnya masih belum atau jauh sekali dibanding tahun lalu,” jelasnya.
Menanggapi terkait kendaraan yang dari luar Jateng yang benar-benar menuju kota Semarang, pihaknya mengakui belum menemui hal itu. “Sampai saat ini kami belum menemukan yang tujuan Semarang. Tapi yang jelas, arus lalulintas yang ada di seputaran jalan tol di Kota Semarang ini didominasi oleh arus lokal, antar kabupaten kabupaten kota diseputaran Semarang saja,” pungkasnya. (mha/bas)