Kasi Intel BNNP Jawa Tengah Kunarto mengaku tak jarang melakukan pengungkapan kasus narkoba melibatkan seorang perempuan. Menurutnya, beraneka ragam modus yang dilakukan pelaku kejahatan narkoba untuk melancarkan aksinya.
“Modus lainnya ada juga disembunyikan di dalam sendal perempuan yang tinggi, yang high heels itu. Itu perempuan dari Aceh. Itu muat banyak sekitar satu sendal muat 200 gram. Kalau kanan kiri itu 400 gram,” bebernya.
Pelaku kasus narkoba juga tak pandang bulu. Bahkan, rela mengorbankan keluarganya untuk menjadi kurir dan pengedar. Kasus inipun juga pernah diungkap bersama anggotanya. Awalnya menangkap satu pelaku laki-laki.
Hasil pengembangan, berhasil mengamankan satu anggota keluarga dari pelaku kasus tersebut lantaran ikut terlibat dalam Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).
“Pernah satu keluarga di Jepara, tahun 2020. Itu kakaknya, adiknya, anaknya iparnya, semua masuk. Jadi kalau keluarganya sudah masuk itu pasti ada salah satu keluarganya yang jalan (beraksi). Alasannya karena yang paling safety, dan keluarga yang bisa dipercaya,” jelasnya.
Kemudian modus lainnya, yakni narkoba jenis ganja dan sarinya dibuat kue brownis. Ungkap kasus ini juga terjadi di Kabupaten Jepara, tahun 2020. Pelaku memasarkan produksinya melalui online dan dijual mencapai Rp 400 ribu – Rp 600 ribu per satu loyang.
“Itu wilayah pengirimannya Semarang – Jakarta juga. Terus ada juga yang dimasukan ke dalam dubur, pelakunya orang Indonesia. Kita mengetahuinya kan dari banyak informasi. Dalam proses ini kan orang tidak serta merta mengaku. Tapi setelah kita lakukan pendekatan, interogasi akhirnya dia mengaku,” bebernya.
