RADARSEMARANG.COM, Semarang – Seorang pengelola Wedding Organizer (WO) dilaporkan ke Polda Jateng. Ia diduga membawa kabur uang calon pengantin yang akan menggunakan jasanya untuk pelaksanaan resepsi. Setidaknya ada 13 orang yang tertipu dengan kerugian mencapai Rp 1 miliar.
Indra Tri Prabowo Sutiyarso merupakan salah satu klien yang sudah melapor ke Polda Jateng. “Iya, saya salah satu korban penipuan dan penggelapan, sejumlah dana dari salah satu wedding organizer yang ada di Semarang bernama Project Wedding, yang dikelola atau dimiliki atas nama Tabah Prakoso, atau yang sering disebut Andi,” ungkapnya kepada RADARSEMARANG.COM Kamis (1/6).
Pria asal Pedurungan ini berencana menikahi perempuan pujaan hatinya pada Sabtu (24/6) mendatang. Mereka memutuskan memakai jasa WO. “Setelah beberapa pertimbangan dan beberapa kali bertemu saudara Tabah Prakoso selaku pemilik dari Project Wedding akhirnya kita deal dengan Project Wedding ini,” katanya.
Ia sudah menandatangani perjanjian kerjasama pada 4 November 2022. Dari total biaya sekitar Rp 150 juta, Indra sudah membayar uang muka Rp 46 juta. Harapannya, uang tersebut sudah bisa untuk mengikat vendor yang akan digunakan dalam resepsi.
Hingga berjalannya waktu, Indra mendapat kabar dari salah satu vendor yang menyatakan belum ada namanya terkait pesepsi pernikahan pada 24 Juni 2023. “Kita sempat marah, sudah membayar Rp 46 juta, kok belum diikat tanggalnya. Terus kita dapat informasi, ternyata kalau si Tabah ini juga masih punya banyak tunggakan sama vendor-vendor lainnya,” jelasnya.
Saat itu, Indra belum memastikan kebenaran kabar yang beredar. Bahkan ia kembali membayar Rp 33,7 juta ke Tabah pada 28 April 2023. Lalu pada 16 Mei 2023, Tabah sempat datang ke rumah orangtua calon pengantin Wanita dengan membawa contoh souvenir.
“Dia hanya membawa satu contoh saja, dan yang dibawa itupun juga salah. Calon saya kan atas nama kalau inisial A dan saya I. Tapi yang dibawa itu inisialnya A dan L. Lha ini L siapa? Berarti contoh souvernir ini bukan yang tak mau pakai,” katanya dengan nada kesal.
Setelah kejadian itu, Indra tidak bisa menghubungi Tabah. Ia makin terkejut setelah mendapat informasi dari berbagai sumber bahwa vendor yang akan dipakai juga tidak bisa menghubungi Tabah.
Indra sempat agak ayem ketika bisa menghubungi dua rekan Tabah. Mereka membenarkan bahwa Tabah menghilang dan lari dari tanggung jawab. Meski demikian, keduanya berjanji akan tetap menjalankan resepsi meski tak ada Tabah. Namun beberapa hari kemudian, mereka menyatakan tidak mampu melaksanakan hal tersebut karena tidak bisa menghubungi Tabah.
Saat itu, sejumlah korban lain mulai menghubungi Indra. “Ternyata banyak (korbannya), total itu sampai ada 13 orang, termasuk saya, dan sudah setor ke Tabah Prakoso. Totalnya sekitar Rp 1 miliar lebih,” jelasnya.