RADARSEMARANG.COM, Semarang — Nurul Hamidah Sari, 42, harus berurusan dengan petugas Polrestabes Semarang. Warga Pedurungan, Kota Semarang ini ditangkap setelah menggelapkan 20 sepeda motor dan dua mobil rental.
Aksinya dilakukan dalam kurun waktu setahun. Tersangka diamankan Unit Tipidum Satreskrim Polrestabes Semarang di Kabupaten Jepara pada awal Maret 2022 lalu. Terungkapnya kasus ini setelah adanya laporan dari para korban.
Kasatreskrim Polrestabes Semarang AKBP Donny Lumbantoruan menyebutkan, pelaporan tersebut tidak hanya di Mapolrestabes Semarang, tetapi juga di Polsek jajaran Polrestabes Semarang. Tersangka melakukan aksinya sejak Januari 2022 sampai Januari 2023.
“Jadi, selama setahun ini, tersangka menyewa mobil rental. Biayanya Rp 400 ribu sampai Rp 700 ribu untuk 10 hari. Dia bayar DP dan diperpanjang- diperpanjang, kemudian tidak dikembalikan. Rental mobil senilai Rp 2,5 juta yang dibayar di muka, juga tidak pernah dikembalikan,” bebernya.
Hasil identifikasi yang telah dilakukan, ada sebanyak tujuh korban, dengan kerugian jumlah kendaraan yang bervariasi. Korban bernama Antonio, kerugian dua unit motor dan satu mobil.
Pitono satu unit mobil. Suratin satu unit motor. Stevanus tiga unit motor, dan Widya satu unit motor. Barang bukti milik korban tersebut telah berhasil diamankan.
“Korban lainnya, Suwarso 12 motor masih kurang empat unit. Slamet belum kita temukan motor-motornya. Kami berharap kepada masyarakat yang pernah berhubungan dengan tersangka dan menjadi korbannya untuk segera melapor ke Polrestabes Semarang,” harapnya.
Sampai sekarang, tersangka masih mendekam di sel tahanan Mapolrestabes Semarang. Atas perbuatannya, tersangka akan dijerat pasal 372 KUHP terkait penggelapan dengan ancaman hukuman empat tahun penjara.
Tersangka Nurul mengakui perbuatannya. Ia nekat melakukan penggelapan lantaran terhimpit kebutuhan ekonomi. Ia mendatangi setiap rental yang dikenal.
“Saya tidak punya suami dan tidak kerja. Saya sewa mobil di rental lalu saya gadaikan. Macam-macam, ada yang saya gadaikan Rp 2 juta sampai Rp 5 juta. Uangnya untuk biaya hidup,” katanya. (mha/aro)
