RADARSEMARANG.COM, Semarang – Praktik arisan online kembali menelan korban. Sedikitnya 50 orang menjadi korban dengan kerugian mencapai Rp 2,8 miliar. Owner arisan online ini berinisial YO, 34. Ia pun dilaporkan para member-nya ke Polrestabes Semarang dengan tuduhan melakukan penipuan dan penggelapan. Modus yang digunakan pelaku dengan cara jual beli arisan online.
“Member ada sekitar 50 orang. Total uang yang terkumpul hampir Rp 3 miliar. Kalau kerugian saya Rp 66 juta. Teman saya ada yang sampai hampir Rp 200 juta,” ungkap Nani Fitriani, salah satu member kepada RADARSEMARANG.COM, kemarin.
Para member melapor ke Polrestabes Semarang, Senin (6/3). Perempuan asal Cirebon ini mengaku pelaporan terpaksa dilakukan lantaran YO telah menghilang. Diduga YO tidak bertanggung jawab untuk mengembalikan uang milik para member.
“Dan kita ini yang lapor di Semarang. (Member) kebanyakan dari luar kota. Janjinya mengembalikan satu bulan. Tapi, sampai sekarang belum dikembalikan, dan tidak tahu keberadaannya di mana,” katanya.
Nani mengaku mengikuti arisan online dan telah menyetor uang sejak Januari 2022. Awal mengikuti arisan online, setelah Nani mengenal YO sejak tujuh tahun lalu. Ia tergiur dengan postingan story WhatAapp (WA) YO terkait arisan online.
“Awalnya dia (YO) posting, tidak tahu benar apa nggak postingan dia itu? Capture-capture-an teman-temannya yang mendapat keuntungan besar dari arisan dia posting. Kita percaya dari situ,” jelasnya.
Merasa penasaran, akhirnya Nani menghubungi YO. Ia lantas menyetorkan uang sebagai member arisan online. Ia tergiur dengan alasan mendapatkan kelebihan hasil, dan uang akan dikembalikan selang satu bulan setelah menyetorkan uang arisan.
“Sistem arisan jual beli. Iming-imingnya dilebihkan uangnya. Misalnya gini, beb, ada member-ku menjual arisan Rp 20 juta. Tapi, kamu hanya bayar Rp 17 juta saja. Nanti tanggal sekian kamu dapat Rp 20 juta. Ternyata fiktif alias bodong. Setelah dapat uang, YO kabur,” jelasnya.
YO juga tergolong lincah. Berbagai cara dilakukan untuk mengelabuhi para member. Selain iming-iming melebihkan uang hasil jual beli arisan, juga kerap membuat capturan lelang arisan online fiktif. Arisan tersebut mengalami macet sejak November 2022, hingga sekarang ini
“Lebih parahnya lagi, dia mengatasnamakan temannya yang lain. Dia capture chat-chat-‘an (arisan online) atas nama dia. Ternyata itu bukan. Bikinan dia sendiri, rekayasa, dari handphone yang lain,” katanya.
“Arisan ada grupnya juga, WA. Jadi, dia ada handphone beberapa, dan ternyata namanya dia semua. Tahunya setalah kejadian ini, kita nyari-nyari info,” ujarnya.